3 Langkah Sembuhkan TB

Tuberkulosis (selanjutnya disingkat TBC atau TB) adalah penyakit menular yang disebabkan kuman mycobacterium tuberculosis. Ketika seseorang yang menderita TB batuk, bersin, bicara atau meludah, mereka memercikkan kuman TB ke udara dan terhirup oleh orang lain. Seseorang yang tertular kuman TB belum tentu menjadi sakit. Kuman TB dapat menjadi tidak aktif (dormant) selama bertahun-tahun dengan membentuk dinding sel berupa lapisan lilin yang tebal. Bila sistem kekebalan orang tersebut menurun, kemungkinan menjadi sakit TB menjadi lebih besar.

(Hasil sinar-x seorang penderita TB, panah putih menunjukkan adanya infeksi. Panah hitam menunjukkan adanya lubang. Ilustrasi dari sini)

TBC adalah penyebab kematian nomor dua dari golongan penyakit infeksi (setelah HIV/AIDS). Walaupun angka kematian akibat TB telah menurun sebesar 2% per tahun, masih rendah dibanding negara tetangga seperti Kamboja yang penurunan kasus TB-nya sebesar 4 atau 5 % per tahun. Artinya, pemerintah banyak memiliki hal yang harus dilakukan untuk mengejar ketinggalan.

Kita sebagai warga masyarakat dapat membantu pemerintah dalam mewujudkan Indonesia bebas TBC di akhir abad 21. Kenapa kita? Karena TBC bisa menimpa siapapun, keluarga kita, tetangga, bahkan diri kita sendiri.

Lalu, apa yang dapat kita lakukan untuk menyembuhkan TB? Ada 3 langkah yang dapat kita lakukan:

Pertama, kenali gejala TB.

Gejala klinis TB dibedakan menjadi gejala respiratorik dan sistemik. Gejala respiratorik meliputi: batuk lebih dari 2 minggu, batuk darah, sesak nafas, dan nyeri dada. Sedangkan gejala sistemik ditunjukkan dengan kondisi badan demam, lemas, berkeringat di malam hari, anoreksia dan berat badan menurun.

(Gejala TB, ilustrasi dari sini)

Kedua, Periksakan diri

Jika keluarga, kerabat, tetangga atau diri kita memiliki gejala TB, segera periksakan diri ke dokter di puskesmas atau rumah sakit terdekat.

Untuk memastikan seseorang terkena TB, biasanya akan dilakukan beberapa pemeriksaan:
- Anamnesa (wawancara oleh dokter tentang riwayat penyakit) baik terhadap pasien maupun keluarga.
- pemeriksaan fisik, terutama di daerah paru/dada.
- Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak).
- Pemeriksaan patologi anatomi (PA)
- Rontgen dada (thorax photo)
- Uji tuberkolin, salah satunya yang sering digunakan adalah uji mantoux dengan melakukan penyuntikkan ke dalam kulit. Penilaian dilakukan 48-72 jam setelah penyuntikkan dan diukur pembengkakan (indurasi) yang terjadi:

(Uji mantoux, ilustrasi dari sini)

Indurasi: 0,4 mm, negatif. artinya tak ada infeksi microbakterium TB
Indurasi: 3-9 mm, meragukan. Bisa terjadi karena kesalahan teknis, reaksi silang dengan microbakterium atipik atau setelah vaksinasi BCG.
Indurasi: >= 10 mm, positif. Artinya sedang atau pernah terinfeksi TB.

Ketiga, pemakaian obat secara teratur dan tidak putus.

Untuk pengobatan kasus baru TB adalah kombinasi antibiotik selama 6 bulan: Rifampicin, isoniazid, pyrazinamide dan ethambutol untuk 2 bulan pertama, dan hanya rifampicin dan isoniazid untuk 4 bulan selanjutnya.

Untuk pasien dengan TB kambuh akan dilakukan tes untuk menentukan jenis antibiotik yang sensitif. Jika terdeteksi multiple drug-resistent TB (MDR-TB), pengobatan direkomendasikan dengan 4 jenis antibiotik efektif selama 8-24 bulan. MDR-TB terjadi karena penggunaan obat TBC yang tidak tepat atau berkualitas rendah, kesalahan dosis, dan terapi yang terputus sebelum sembuh. Pengobatan untuk MDR-TB biàsanya berlangsung lebih lama dan memerlukan obat yang lebih mahal.

(Obat TB, Ilustrasi dari sini)

Jadi, ketika seseorang terdeteksi TB, ingat ya untuk patuh pada pengobatan. Jika tidak, pengobatan malah akan lebih lama dan lebih mahal! Jika seseorang yang terkena TB tidak putus berobat maka kemungkinan sembuhnya adalah 100%! Seperti yang dikatakan Dr.Ari Fahrial, spesialis ahli penyakit dalam di Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI- RSCM:

Kepatuhan dan keinginan untuk sembuh adalah syarat yang harus dimiliki oleh seseorang yang menderita TBC.

Pepatah mengatakan mencegah lebih baik daripada mengobati. Sangat tepat! Karena mencegah TB lebih mudah dan murah daripada mengobatinya. Pencegahan TB dapat dilakukan dengan cara:
- Pemberian vaksin BCG (bacillus Calmette-Guerin) untuk mencegah kasus TB yang lebih berat.
- Mengurangi kontak dengan penderita penyakit TBC aktif.
- Gaya hidup sehat untuk menunjang ketahanan hidup, misalnya berolahraga, Cukup gizi, jangan telat makan, cukup istirahat, jika capek istirahat dulu, jangan stres fisik (capek berlebihan), jangan stres mental, berusahalah berfikir positif dan jagalah kesehatan lingkungan tempat tinggal.

Jika teman, keluarga atau diri kita sudah terlanjur terkena TB, maka lakukanlah 3 langkah di atas. Insya Allah, jika bersungguh-sungguh, TB dapat disembuhkan. Dan, jangan lupa untuk tidak menularkan kuman TB pada orang lain ya!

Tulisan diikutsertakan dalam Blog Competition Temukan dan Sembukan TB serial #3: TB Bisa Disembuhkan

Sumber referensi: tbindonesia.or.id, tanyadok.com, wikipedia.org, medicastore.com

">

Comments

  1. TB udah bisa disembuhkan, ya. Asal disiplin :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mak obatnya uda tersedia tinggal orangnya mau disiplin ga *lirik diri sendiri :D

      Delete
  2. kunjungan perdana, salam perkenalan, silahkan berkunjung balik ketempat saya, barangkali berminat saya punya banyak vcd pembelajaran untuk anak2, siapa tau anda mempunyai adik,keponakan atau mungkin anak yang masih kecil, vcd ini sangat membantu sekali dalam mengasah kecerdasan dan kemampuan otak anak, serta bagus untuk membangun karakter dan moral anak sejak usia dini, semoga bermanfaat dan mohon maaf bila tdk berkenan, trm kasih ^_^

    ReplyDelete
  3. berkunjung dihari rabu yang cerah, salam persahabatan

    ReplyDelete
  4. berobat tuntas, tb bisa disembuhkan...

    ReplyDelete
  5. Makasih infonya yang detail dan memberikan pencerahan soal TB

    ReplyDelete

Post a Comment

Terimakasih sudah meninggalkan komentar yang baik dan sopan.

Popular posts from this blog

6 Perbedaan Belanja Online dan Toko Konvensional

Cara Mudah Mendapatkan Kuota Internet Gratis

Semakin Bersyukur di Usia Cantik