3 Hal Menuju 60 Tahun Lebih

Tak ada yang tahu jatah usia manusia di dunia kecuali Allah SWT. Yang bisa kita lakukan adalah senantiasa bersiap dengan amal baik jika maut menjemput.

Umat Nabi terdahulu usianya mencapai ratusan bahkan ribuan tahun. Ummat Nabi Muhammad SAW jatah usianya antara 60 sampai 70 tahun. Rasulullah SAW sendiri wafat pada usia 63 tahun. Usia saya saat ini sudah setengah perjalanan lebih menuju 60. Dan saya merasa belum mempersiapkan apa-apa.

Saya termasuk orang yang mudah patah semangat. Seringkali saya berfikir, alangkah baiknya jika saya tiada hingga tak ada yang terluka karena saya. Namun, segera saya tepis pikiran buruk itu. Allah SWT tentu membenci permintaan agar usia kita dicabut. Yang berhak mencabut nyawa manusia adalah Dia dan tak ada seorang pun yang berhak mendahului-Nya.

Ada satu pengalaman yang tak bisa saya lupakan saat saya di bangku SMA. Saya memiliki kelompok pertemanan yang terdiri dari 5 orang termasuk saya. Suatu hari, salah satu teman kami menjauh karena dekat dengan seorang pria teman seangkatan kami juga. Dari mulut si pria saya mendengar bahwa hubungan mereka sudah sangat dekat. Sampai-sampai mereka jalan berdua ke kota lain dan menginap di hotel. Saya terkejut dan sedih, sedih sekali. Saya sayang dengan teman saya itu. Saat dikonfirmasi, sang teman menyangkal dan malah menjauhi kami. Saya makin sedih. Di rumah, saya tak bisa tidur. Saya ambil BEBERAPA butir parasetamol, berharap sesuatu yang buruk terjadi pada saya. Astaghfirullah.

Malam itu, badan saya menggigil dan tak bisa tidur. Boro-boro dijemput maut, yang ada malah fisik tersiksa. Setelah beberapa waktu berlalu, saya ceritakan hal ini pada teman dekat yang lain. Spontan, dia terpingkal-pingkal dan mengingatkan saya untuk tidak melakukannya lagi. Tugas kita saling mengingatkan. Jika yang diingatkan tidak berkenan, biarlah menjadi urusannya dengan Tuhan. Saya jadi malu sendiri dan berjanji tak akan mengulangi perbuatan bodoh itu. Alhamdulillah, Allah SWT masih memberi usia dan kesempatan untuk memperbaiki diri.

Hari demi hari saya lalui menuju jatah usia ummat Muhammad. Yang sedang saya usahakan menuju usia 60- an adalah:

Pertama, Menata Hidup Saya (Terutama yang berhubungan dengan orang lain)

Saya masih sering marah pada anak. Saya masih suka dongkol kalau disindir orangtua. Saya masih suka sakit hati kalau dimarahi suami. Manusiawi.

Saya memang manusia yang tak sempurna. Tapi, InsyaAllah saya selalu kembali pada kesempurnaan Dien saya. Agama mengajarkan saya meminta maaf, memaafkan, sabar, besar hati, dan kebaikan lainnya.

Walau mereka yang membuat hati sakit tak juga minta maaf, biarlah, itu urusan mereka. Urusan saya adalah memaafkan dan meminta maaf. Walau kadang minta maafnya lewat sms atau Whatsapp karena malu hihi..

Tugas saya juga mencari penyebabnya, kenapa hati ini lekas marah, kenapa muka cepat manyun, dan sebagainya. Apakah karena semua perempuan itu cenderung 'bengkok'? Apakah perubahan hormon karena datang bulan dan kontrasepsi berpengaruh pada emosi? Apakah komunikasi dengan pasangan kurang baik? Apakah karena memang kita saja yang kurang dekat dengan Allah SWT? Satu persatu diurai dan dicarikan jawabannya.

Kedua, Memperbaiki kualitas ibadah saya.

Shalat buru-buru. Itulah yang seringkali saya lakukan ketika pertamakali memiliki bayi Raissa. Padahal shalatlah ibadah yang pertamakali dihisab. Saya tak tahu apakah puasa saya diterima oleh-Nya. Seringkali mulut berpuasa, tapi dari mulut juga keluar kata yang menyakitkan. Inilah dua ibadah utama yang ingin saya perbaiki.

Ketiga, terus menulis, apa saja.

Seperti yang sering saya singgung sebelumnya. Menulis bagi saya selain hobi, adalah terapi. Syukur-syukur, jika menambah penghasilan. Saya adalah tipe orang yang kurang bisa berkomunikasi lisan. Hal-hal yang terpendam dalam hati bisa saya tuang ke dalam tulisan sehingga tak menjadi penyakit hati. Selain terapi bagi jiwa yang lara, menulis bagi saya adalah terapi mengingat. Menurut sebuah artikel, gangguan tiroid yang pernah saya alami dapat menyebabkan mudah lupa. Dengan menuliskan pengalaman diri, saya berharap tetap bisa mengingat kenangan indah bersama orang tercinta.

Usia senja dan bahagia. Itu harapan saya di usia 60-an lebih.

Tulisan diikutsertakan pada Giveaway Seminggu: Road To 64

Comments

  1. Terima kasih atas partisipasi sahabat dalam Giveaway Road to 64 di BlogCamp
    Segera didaftar sebagai peserta
    Salam hangat dari Surabaya

    ReplyDelete
  2. Menulis bagi saya selain hobi, adalah terapi. Syukur-syukur, jika menambah penghasilan.

    Duuuh.. gue banget itu dear Kania!

    ReplyDelete
  3. Melihat orang marah2 saja takut. Apalagi kena marah. Hehehe

    Jangan marah2 sama anak, Mba. Nanti anak sakit hati. Hihihi

    Sukses ngontesnya, ya.

    ReplyDelete
  4. iya mak, menulis adalah terapi, terapi utk jiwa kita. sukses utk ngontesnya ya mak...

    ReplyDelete
  5. Betul mak, menulis adalah terapi jiwa. Biasanya saya kalau abis curhat lewat tulisan, dah plong sendiri. Sepertinya masalah nya tidak sebesar sebelum menulis ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mak..seperti mengeluarkan Beban dari Hati ya

      Delete
  6. Lanjutkan menulisnya... semangaaaat !

    ReplyDelete
  7. 3 hal sederhana tapi mengena banget :)
    Semoga kita sampai diusia 60 lebih ya mak,

    Mak, aku suka tampilan blognya sederhana dan simple, jadi enak diliat
    tapi mata aku minus, jadi agak kesusahan baca tulisannya karena warnanya terang dg template yang terang pula..
    maaf ya mak kalau dateng2 udah protes aja hehee

    ReplyDelete
    Replies
    1. ehh yaa ampuun >.< ternyata tadi blum sempurna load page-nya *yaampuuun jadi malu banget* heheheeee
      *sungkemin mak Kania :D

      Delete

Post a Comment

Terimakasih sudah meninggalkan komentar yang baik dan sopan.

Popular posts from this blog

6 Perbedaan Belanja Online dan Toko Konvensional

Cara Mudah Mendapatkan Kuota Internet Gratis

Semakin Bersyukur di Usia Cantik