Cara Menyayangi Wanita

Dalam tulisan sebelumnya, saya tuliskan tentang 10 Tips Mencuri Perhatian Suami. Rasamya tidak adil jika tidak share juga tentang cara mencuri perhatian istri. Suksesnya satu hubungan rumah tangga, bukan saja karena istri shalihah, tapi juga suami yang penyayang.

Masih menurut DR. Akram Ridha dalam bukunya yang berjudul Membangun Kemesraan Dalam Rumah, cara menyayangi wanita ada empat:

 1. Memahami tabiat wanita.

Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok. Sungguh ia tidak akan lurus. Jika kamu bersenang-senang dengannya, kamu akan mendapatkan kesenangan. Namun pada dirinya ada kebengkokan, jika kamu berusaha melurukannya, maka kamu akan mematahkannya, dan patahnya adalah menalaknya." (HR Muslim).

Dalam hadist lain Rasulullah SAW bersabda, "Nasihatilah wanita secara baik-baik. Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk kaum pria. Sesungguhya yang paling bengkok pada tulang rusuk adalah bagian atas. Jika kamu berusaha meluruskannya, kamu akan mematahkannya. Jika kamu membiarkannya, ia akan tetap selalu bengkok, maka nasihatilah wanita dengan baik." (HR Bukhari).

Menurut DR. Akram Ridha, wanita didominasi unsur perasaan, sehingga ketika mengambil keputusan, sikap bijaknya sering terlupakan. Ketika bersama suami, seringkali perkataan dan perbuatan istri tidak menarik simpati suami. Maka hendaknya suami bersabar dan jadilah pria pemaaf. Karena karakter wanita yang didominasi perasaan, berakibat baik bagi seorang wanita dalam melakukan kewajibannya saat mengandung, menyusui dan mendidik anak. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam Surat An Nisa ayat 19:

"Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang berlimpah."

Jika istri masih saja 'bengkok' dan tidak melaksanakan kewajibannya, hal ini jangan menjadi sebab bagi suami untuk menalaknya. Suami seharusnya menahan diri dan biarkan istri menanggungnya di hadapan Allah SWT. Suami tetap menunaikan hak Allah dengan berbuat baik pada istri. Ini merupakan sikap terhormat, sebagaimana mereka diberi amanat oleh keluarga istri atas anak perempuannya di hari mereka dinikahkan.

                                                              Sumber gambar dari sini

2. Hendaknya suami lebih melihat kepada kebaikan istri.

Jika suami tidak menyukai satu bentuk perbuatan istri, hendaknya dia mau melihat perbuatan baik lain. Tak ada manusia yang lepas dari kesalahan. Seperti halnya suami, walau kedudukannya lebih tinggi dari istri. 

Imam Nawawi berkata, "Hendaknya suami tidak membencinya. Karena sesungguhnya di samping akhlak yang dibencinya, dia juga akan menemukan akhlak yang diridhainya. (HR Muslim)

3. Dalam keburukan istri, masih ada kebaikan yang tersisa.

Setiap manusia itu fitrahnya dalam kebaikan, termasuk istri. Kebaikan yang akan didapat suami dari istri bukan saja di dunia, melainkan di akhirat juga. Misalnya, anak-anak soleh yang lahir dari rahiim istrinya, yang akan mendo'akannya terus menerus ketika suami meninggal. Kebaikan lain misalnya, istri menjadi  solehah karena kesabaran suami.

4. Suami menyadari posisinya dalam rumah tangga.

Suami adalah pemimpin dalam keluarga. Ke arah mana dia membawa keluarganya, akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. Pemimpin akan selalu dilihat dan ditiru perbuatannya oleh rakyat, yaitu istri dan anaknya. 

Yuk, para suami, sayangi istri anda. Jangan sakiti hatinya, bersabarlah padanya...

Sumber referensi: 

Membangun Kemesraan Dalam Rumah karya DR. Akram Ridha (Maghfirah Pustaka, 2006)