Hati-hati Dengan Berbagai Motif Penipuan

 “Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik, yang Kami berikan kepadamu, dan bersyukurlah kepada Allah, jika kamu benar-benar menyembah kepada-Nya (QS 2:172) 

Berabad-abad lalu, Tuhan sudah menyeru manusia untuk makan dari rejeki yang baik. Tuhan sudah memberikan rejeki pada manusia, asal kita mau berusaha. Cukup atau tidak, tergantung rasa syukur dalam dada. Orang yang bersyukur tentu akan merasa rejekinya tercukupi.

Bicara tentang rejeki, uang yang didapat dari hasil menipu tentu tidak baik. Tak usah bicara agama, bicara saja pada hati nurani. Namun masih ada saja yang mencoba mengelak dari nurani. Mungkin mereka terpaksa, kepepet, kebutuhan ekonomi mendesak? Ya, saya maklum semua harga kebutuhan pokok naik tiap tahun. Tapi saya tidak memaklumi kalau anda menipu. Banyak pekerjaan halal yang bisa dijalani. 

Beberapa motif penipuan yang pernah saya (dan mungkin anda) alami diantaranya:


Menelepon ke rumah, mengatakan anak kecelakaan/sakit sehingga dirawat di RS 

Sudah 2 kali saya mengalaminya. Yang pertama kira-kira 10 tahun yang lalu. Saat itu saya masih SMU atau kuliah di tahun awal, lupa. Pokoknya saya ada di rumah orangtua saat itu. Tiba-tiba seseorang menelepon dan mengatakan kakak saya -yang kuliah di Malang- kecelakaan dan dilarikan ke RS. Kami harus transfer sekian puluh juta untuk pengobatan ke nomor rekening sang dokter. 

Sebenarnya dari situ saja sudah janggal. Kok transfer ke nomor rekening pribadi? Masa teman dan bapak kos kakak tak ada yang nalangi dulu? Tapi saya dan orangtua kalut, tak bisa berfikir jernih. Apalagi nomor telepon kost kakak tak bisa dihubungi. Kami juga tidak hafal nomor telepon teman-teman kakak.

Dalam keadaan bingung dan berpikiran hendak transfer, tetangga satu persatu datang karena mendengar tangisan ibu. Mereka berusaha menenangkan situasi. Saya berusaha mencari nomor telepon RS yang dimaksud. Ternyata tak ada nama dokter seperti yang diceritakan. Kami mulai curiga. Seorang tetangga menggantikan menerima telepon dan berusaha mengulur waktu. Tetangga saya bertanya macam-macam. Akhirnya si penelepon jengah sendiri dan menutup telepon. Kami juga akhirnya bisa menghubungi kakak. Kata kakak, beberapa waktu sebelumnya ada yang mengatasnamakan dari telkom, menyuruh mematikan sambungan telepon karena akan ada perbaikan. Huff..alhamdulillah terhindar dari penipuan.

Yang kedua, baru terjadi beberapa bulan lalu. Seorang laki-laki menelepon dan mengatakan anak saya jatuh, dilarikan ke RS. Saya langsung teringat kehebohan di rumah orangtua dulu. Dengan santai saya bilang, "Anak saya yang mana pak?" "Yang perempuan bu." "Ada kok pa anak saya di rumah" kata saya sambil melirik Raissa, anak perempuan saya. Langsung si penelepon menutup teleponnya. Huh, saya sudah tahu motifmu!


Sumber gambar dari sini

 Menelepon dan mengabarkan kita menang undian.

Pertama-tama si penelepon bertanya apa benar nama kita si A seperti yang tercantum di buku telepon. Lalu dia bilang kita menang undian telkom yang disiarkan di TVRI. Pintarnya, dia memilih stasiun TV yang jarang orang tonton. Saya sudah nggak respek dengan yang kayak gini. Kalau memang menang undian, kenapa tidak dianterin langsung hadiahnya ke rumah? Saya malah disuruh nelpon ke nomor seseorang yang katanya penyelenggara undian. Insinyur apa gitu. Saya langsung bilang, "Ya pak saya nanti saya cek dulu di website resmi Telkom." Klik, saya tutup teleponnya. Dulu waktu pertamakali marak penipuan seperti ini, tetangga di kampung ada yang kena. Dia sampai guljng-guling saking senangnya. Uangnya terbang melayang karena katanya harus transfer untuk pajak hadiah.

Mengambil barang saat pemilik rumah tak ada, seolah sudah janjian dengan pemilik rumah.

Sewaktu saya masih bekerja, ART di rumah pernah kedatangan seorang tamu. Katanya ia disuruh suami saya ambil laptop yang mau direparasi. ART merasa dihipnotis dan hampir menuruti peemintaan laki-laki itu. Saat anak saya keluar kamar, ART tersadar dan segera menghentikan tamu tak diundang itu. Konon -entah kata siapa- kalau ada anak kecil, hipnotis tak akan mempan. Wallahua'lam.

Sebulan lalu, saya sedang membetulkan teras rumah. Tiba-tiba ada seorang laki-laki masuk nyelonong ke dalam rumah sampai ke dapur. Tukang yang lagi kerja anehnya diam saja. Saya yang sedang di kamar langsung mengikuti laki-laki itu tanpa banyak kata. Ingin tahu apa yang hendak dilakukannya. Merasa diikuti, dia menoleh dan langsung bilang, "Eeh..maaf salah rumah.." Idiiih. Tidak lama sebelum saya, tetangga sebelah mengalami hal yang sama. Jadi saya waspada terhadap orang asing yang datang ke rumah.

Hati-hati dengan 3 motif penipuan seperti di atas ya teman. Tak ada salahnya kan kita waspada. Walau harta bisa dicari dan tak dibawa mati, memperjuangkan hak kita dan keselamatan keluarga juga bernilai ibadah. Semoga kita terhindar dari segala bentuk penipuan dan Allah senantiasa melindungi. Share yuk jika ada bentuk penipuan lain!

Comments

  1. serem ya, mba. biasanya random tuh kirim pesannya, takutnya yang nerima orang yang udah tua, jadi ngira itu betulan. T.T

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, tak ada salahnya mengingatkan orangtua kita untuk waspada atau..kalau ada telpon ini itu diinfokan ke kita anak2nya, minta pertimbangan saudara, dll

      Delete
  2. Aku sering sekali mendapatkan berita seperti itu. Dan anehnya mereka tahu nama kita. Tapi biasanya aku abaikan saja.

    ReplyDelete
  3. Pernah juga ngalami ini. Haduuuuuuuh... ada-ada aja yah orang sekararang buat nyari duit :(

    ReplyDelete
  4. Hiiih serem. Waktu rumah saya dirampok malam itu, siangnya ada ibu2 dg 2 anak yg menawarkan diri mencabut rumput pdhl biasanya suami sy yg manggil tukang rumput. Waktu nyabut rumput, sy pergi ninggal ibu itu di halaman. Stlh kejadian mbak cuci bilang curiga sama ibu2 itu tp saya mlh mengomelinya. Makin lama sy pikir mungkin jg krn ibu nggak bawa arit atau sejenisnya, nyabut rumput pake tangan aja. Bisa jadi ibu itu alap2nya.

    ReplyDelete
  5. Pernah dapet undian dari deterjen bubuk dan ujung2ya minta transferan modus yg udah terlalu mainstream..

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalo emang dapet undian kenapa ga kirim ke rumah langsung ya mba

      Delete
  6. Saya pernah mengalami ada yg telfon katanya anak saya jatuh di sekolah dan skrg ada di rmh sakit, pernah mendapat sms menang undian, pernah pula dpt sms dr yg punya kontrakkan katanya saya suruh bayar kontrakan ke no rek yg disebut. Dan yang baru -baru ini dpt telfon katanya saudaraku ada di kantor polisi, sambil nangis-nangis gitu telfonnya. Hadeeeeh, ada-ada saja motifnya. Untung saya nggak ketipu.

    ReplyDelete
  7. Betul mak... memang sering sekali terjadi penipuan seperti itu dan malah banyak lagi modus laiinnya... jd kita hrs waspada ya mak...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mak, saya tuh jd suka judes kalo ada yg nelpon. Duh...maafkann kalo ternyata yg nelpon ga ada maksud jahat

      Delete
  8. Ngerii...Mama teman sekolah nai pernah, kalau ini nggak sekedar telpon acak tapi emang ngecek dulu krn nama anak, nama sekolah benar :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Niat banget ya mba..Semoga Allah SWT melindungi kita semua dari berbagai tindak penipuan dan kejahatan

      Delete
  9. white collar crime ya. makin banyak monya [ara penipu ini. sayang,kepintaran kok digunakan untuk nipu orang, bukan memberi manfaat bagi banyak orang. nipu begini butuh strategi alias butuh pemikiran, ya enggak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya ya mba..sayang sekali punya otak dipakai menipu, ngga berkah :( semoga mereka diberi hidayah!!

      Delete
  10. temanku juga pernah hampir ditipu saat ditanya uang mau dikirim ke bank mana dan cabang mana, penipunya udah ketakutan duluan dan langsung ditutup telponnya, mungkin saat ditanya bank cabang mana dia takut ketawan lokasinya... hadeuuh. salam kenal ya mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Untung nanya dulu ya mba, bank mana cabang mana...berarti teman mba tidak mudah tertipu dan tetap berpikir jernih :)

      Delete
  11. ..yg bikin heran, 2x pernah kejadian, penipu bisa pake nama seseorang yg memang kita kenal.. kebetulan kah atau penipunya ahli nujum? :P

    ReplyDelete
    Replies
    1. Cari info dulu kayanya..niat banget ya melakukan kejahatan..

      Delete
  12. Saat ini banyak beragam penipuan, kita harus waspada. Ada modus yang memberi tahu nomor HP yang baru.

    ReplyDelete
  13. Iya, Mba sy jg ngeri. Makasih ya sudah diingatkan.

    ReplyDelete
  14. kdg aku jg mikir, ini org2 inget Tuhan ga ya mba... kok kerjaan dr nipu sih..ga takut ama karma ato makan dr hasil yg haram kan akan ada akibatnya nanti... mungkin bukan dia yg kena, tp keluarganya... tega gitu ya... -__-.. Aku sndiri alhamdulillah blm prnh kena, kec kalo sms yg isinya, "trf uangnya kesini aja ya...hp ku lg diservis"

    Opo toh coba... kadang kalo lg iseng, aku marahin aja di smsnya

    ReplyDelete
  15. Ibu saya malah pernah tertipu dan terhipnotis di angkot. Cincin emas melayang, untung gak semuanya dikasihkan, ada adek yg berusaha mencegah :(

    ReplyDelete
  16. Untungnya penipuan penipuan mama minta pulsa ini sudah tertangkap ya mba.. Ayah ku dulu sempat mau ngirimin aku pulsa (anak minta pulsa ceritanya) pas nyokap kasih tau, coba, itu gaya anaknya minta pulsa apa nggak? Baru ayah ku sadar, oh iya ya.. Anak ku kalau sms Pakai Assalammualaikum, bla bla bla.. Hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya sekarang harus cek ricek dulu ya mba sebelum bertindak :)

      Delete

Post a Comment

Terimakasih sudah meninggalkan komentar yang baik dan sopan.

Popular posts from this blog

6 Perbedaan Belanja Online dan Toko Konvensional

Cara Mudah Mendapatkan Kuota Internet Gratis

Semakin Bersyukur di Usia Cantik