Rumah Maya Kania

Rasanya baru kemarin tahun baru, eh udah mau akhir tahun lagi ya. Biasanya saat akhir tahun, di jalanan mulai ramai penjual terompet dan kalender untuk persiapan tahun baru. Orang-orang juga mulai mempersiapkan berbagai rencana untuk menutup tahun, termasuk orang yang tidak merayakan tahun baru.  Nah, apa saja sih yang bisa dilakukan saat akhir tahun? 

Pada 19 Agustus lalu, saya dapat kejutan dari Facebook . Aplikasi ciptaan Mark Zuckerberg ini menampilkan foto putri saya saat baru lahir 4 tahun lalu. Ya, fitur memories dari facebook memungkinkan penggunanya mendapat kembali tampilan foto yang pernah diunggah.  Walau saya sudah tahu hari itu adalah hari lahir putri saya, tetap saja saya merasa terkejut campur senang. Merasa diperhatikan sama facebook tentang moment istimewa ini, hehe. Lalu saya share foto tersebut sampai ada teman yang mengira kalau foto bayi tersebut adalah anak ke-3 saya, padahal anak saya baru 2.

Pernahkah kamu merasa marah? Pernahkah kamu merasa pendapatmu paling benar dan orang lain tidak? Pernahkah kamu merasa inginnya begini tapi yang terjadi malah begitu? Pernahkah kamu marah sampai dadamu terasa panas karenanya? Saya pernah. Saya pernah marah. Saya berhijab dan saya marah. Karena saya manusia, bukan malaikat. Pada beberapa kasus, saya marah karena merasa tidak mendapat keadilan (versi saya). Namun saya sadar, marah itu harus dikelola agar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.  Rasakan kemarahan Coba rasakan kemarahanmu. Rasa panas di dada, sungguh tak mengenakkan. Tanya kepada diri sendiri, kenapa sih marah. Kenapa saya harus marah? Kenapa rasa ini harus ada di dada? Kalau perlu, luapkan rasa marahmu. Tapi ada syaratnya, jangan langsung di depan orangnya (dulu) karena bisa merugikan diri sendiri. Kalau kata teh Irma Rahayu dalam seminarnya sih, meluapkan rasa marah bisa dengan berteriak dan nangis di dalam kamar sendirian. Setelah itu baru tar

Assalaamu’alaikum teman, Saya lupa bagaimana detil perkenalan saya dengan 8share. Kalau tak salah, awalnya saya melihat beberapa teman blogger men- share link yang berisi tulisan-tulisan dari blog 8share. Sejak itulah saya mulai mengenal 8share Indonesia. 8share adalah situs berisi kampanye periklanan, pemasaran dan promosi yang dibuat oleh situs tersebut atau agen bisnisnya. Semua orang bisa mendaftar untuk program 8share, baik bisnis maupun sebagai pemegang akun 8share. Jika kita mendaftar sebagai pemegang akun 8share, tugas kita melakukan promosi dengan memberikan link kampanye-kampanye 8share. Pada setiap link yang dikunjungi, pemegang akun akan mendapat imbalan sebesar Rp 250 per link atau dalam bentuk BP (Bonus Poin) yang nanti bisa ditukar dengan hadiah tertentu.

Beberapa waktu lalu di sebuah jalanan di daerah pinggiran Jakarta, “Ibu saya tuh sedang sakit. Kakinya melepuh kena gas meledak. Duuh ngeri, kulitnya sampai ngelupas. Saya sendiri yang gantiin perbannya. Belum lagi anak saya yang gak mau masuk pesantren….aaaa, awas! Awas!” Pikiran saya terbagi antara mendengar cerita instruktur dan konsentrasi pada menyetir. Ah, kenapa tiba-tiba tangan ini malah membawa setir ke sebelah kanan. Seorang pengendara motor hampir saja tertabrak, untung dia cepat membelokkan motornya agar terhindar dari tabrakan. Instruktur juga segera mengerem dan menarik setir ke kiri. Uuuuh, jantung saya mau copot. Dan rasanya jantung saya copot beneran saat instruktur bilang begini. “Ibu tuh belum stabil setirnya. Gak usah maksain belajar nyetir mobil….!” sumber

Seperti apa personaliti (kepribadian) mu? Ah, saya suka bingung menjawab pertanyaan seperti ini. Personaliti seseorang bisa berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan apa yang ia terima dari lingkungan. Namun saya percaya, semua orang pada dasarnya baik. Tuhan, Allah SWT, sendiri yang bilang. Manusia itu fitrahnya suci, lingkunganlah termasuk orangtuanya yang menjadikan ia A, B, atau C. Pendapat orang tentang saya dengan pendapat saya tentang diri saya sendiri pasti tidak selalu sama. Orang bisa saja melihat saya pribadi yang ceria, padahal saya hanya berusaha menyembunyikan kesedihan saya, misalnya. Yang tahu seperti apa personaliti saya adalah saya sendiri.  Kalau kamu ingin tahu saya, saya ini orangnya gak bisa basa-basi, gak pinter ngobrol, gak pinter merayu, kadang keras kepala, kadang pemalu dan malu-maluin, pemimpi, dan sederet personaliti lain yang mungkin tidak ingin kamu dengar semuanya. Malu lah, banyak jeleknya hehe. 

Minum kopi sekarang bukan hanya tentang menyeduh minuman, tapi sebuah gaya hidup. Banyaknya cafe-cafe yang berdiri menyuguhkan kopi dengan berbagai rasa, serta fasilitas lain seperti makanan pendamping kopi dan suasana cafe, membuat ritual minum kopi lebih berkelas. Sebagai penyuka kopi, saya biasanya menyeduh minuman ini di rumah. Itupun kopi sachet instan. Kopi sachet instan sekarang macam-macam, dari yang biasa sampai yang nikmat, dari yang 1000 rupiah/sachet sampai yang 5000 rupiah lebih/sachet. Nikmat-nikmat aja, apalagi kalau emang lagi ngantuk banget padahal kerjaan belum selesai. Cukup membantu untuk mengembalikan semangat.