Saat Beres-beres Rumah Jadi Menyenangkan
Beres-beres rumah menyenangkan? Tergantung anda. Bagi saya, beres-beres rumah adalah kewajiban saya dan seluruh anggota keluarga setiap hari. Saya, membersihkan rumah. Anak-anak membereskan mainannya sendiri. Suami membereskan dokumennya sendiri yang berserakan di kamar.
Memiliki anak kecil rasanya wajib bagi saya, suka atau tidak suka, sehingga sebelum mereka bangun rumah sudah bersih. Jadi, saat si kecil main tidak ada lagi khawatir ada kotoran di lantai yang akan dipegangnya. Selain beres-beres yang standar, nyapu, ngepel dan meletakkan barang di tempatnya. Pada masa tertentu kami suka membongkar barang lama untuk membuang yang tak terpakai. Jadi tak ada 'sampah' di dalam rumah.
Suatu hari suami sedang beres-beres di kamarnya. Dia mengeluarkan sebuah koper tua dari kamarnya. Duh, kalau sudah beres-beres besar kayak gini sudah pasti saya harus turun tangan, pikir saya. Ceritanya sedikit ngeluh, kan saya sudah beresin rumah dari pagi. Ini buang, buang, buang..." Dia memisahkan beberapa barang yang sudah tidak dipakainya untuk saya buang.
Tiba-tiba dia meletakkan sebuah amplop ke depan saya, sebuah amplop lecek dari koper tua. Saya buka. Seketika senyum saya mengembang saat melihat foto-foto lama saya dalam amplop itu. Saya juga menemukan video pernikahan saya yang sempat saya lupakan di koper tua itu! Seketika saya melupakan keluhan saya tadi.
Berikut beberapa kenangan manis yang telah diabadikan dalam foto-foto tersebut.
Ini adalah saya dan teman-teman saya saat kuliah di sebuah politeknik di Bandung. Mereka adalah teman saya di kegiatan kerohanian Islam. Kami selalu saling menyemangati dalam segala hal. Ini adalah momen saat kami akan meninggalkan kampus. Bersantai sejenak di depan Gedung Sate Bandung.
Saya dan Leyla Hana di rumah kos saya di Dago, Bandung sekitar tahun 2005-2006. Saat itu Leyla datang untuk suatu keperluan sekaligus silaturahim. Kami sudah mengenal sejak tahun 2003an. Kami adalah teman satu kerja dan satu kos saat di Jakarta. Sekarang, dengan kesibukannya sebagai ibu tiga anak lelaki aktif, Leyla Hana sudah menelurkan banyak buku. Saya? Tak satupun. Duuuh...*tutup muka. Karena status-status beliau di facebook lah saya tergerak untuk bergabung dengan komunitas Kumpulan Emak Blogger dan Be A Writer.
Saya dan teman-teman kursus Bahasa inggris di Adventish English Conversation di Bandung. Minder nih, mereka jago-jago banget English-nya. Tapi karena saya ingin bisa, saya pinggirkan rasa itu. Belajar bahasa asing itu harus selalu dipraktekkan. Alhasil karena jarang praktek, sampai sekarang English saya begini-begini saja.
Saya dan seorang sahabat penulis, Sri Lestari. Beliau berkunjung untuk silaturahim dan jalan-jalan di beberapa tempat wisata di Bandung. Antara lain ke Gunung Tangkuban Perahu, Jalan Braga dan Taman Ganesha Bandung.
Saya dan teman-teman kuliah satu jurusan di Kawah Putih Bandung. Dulu, pertamakali liat foto ini suami menatap saya dengan pandangan gimanaaa gitu. Mungkin pikirnya, kamu..perempuan berjilbab temannya banyak laki-laki. Saya hanya nyengir. Habis gimana, memang saya ini sebenarnya suka berpetualang ciyee.. Yah, walau saya ikut kegiatan kerohanian, ternyata jiwa petualang saya tak luntur. Dan sepertinya teman-teman saya ini mengerti bagaimana bersikap dengan seorang yang berjilbab seperti saya. Alhamdulilah mereka sopan dan tentu tidak berani pegang-pegang. Bercanda sih seperti biasa, tapi itu tergantung bagaimana kita menyikapinya.
(Kiri-kanan) Adik, saya, kakak ipar, kakak, sepupu di Dunia Fantasi. Saat itu saya mendapat tiket gratis masuk Dufan dari tempat bekerja. Saya mengajak kakak dan adik kesana. Senang rasanya bisa membahagiakan keluarga.
Saya dan teman-teman KKN di bandung. Saya paling dituakan nih :p
Walau sudah banyak facebook, instagram dan media lain untuk menyimpan foto, ternyata menemukan foto dalam bentuk cetak tetap terasa wow..menyenangkan, mengejutkan dan senyum-senyum sendiri. Foto cetak sampai sekarang pun masih diminati banyak orang untuk berbagai keperluan, antara lain: pajangan di rumah, ID card, foto dokumen, portofolio, dan lain-lain.
Dari sebuah foto, kenangan baik akan terjaga. Dari foto, tak akan habis cerita untuk anak cucu. Dari foto, wajah yang terlupakan akan diingat kembali. Dari foto, tawa dan tangis akan menjadi sejarah hidup.
Memiliki anak kecil rasanya wajib bagi saya, suka atau tidak suka, sehingga sebelum mereka bangun rumah sudah bersih. Jadi, saat si kecil main tidak ada lagi khawatir ada kotoran di lantai yang akan dipegangnya. Selain beres-beres yang standar, nyapu, ngepel dan meletakkan barang di tempatnya. Pada masa tertentu kami suka membongkar barang lama untuk membuang yang tak terpakai. Jadi tak ada 'sampah' di dalam rumah.
Suatu hari suami sedang beres-beres di kamarnya. Dia mengeluarkan sebuah koper tua dari kamarnya. Duh, kalau sudah beres-beres besar kayak gini sudah pasti saya harus turun tangan, pikir saya. Ceritanya sedikit ngeluh, kan saya sudah beresin rumah dari pagi. Ini buang, buang, buang..." Dia memisahkan beberapa barang yang sudah tidak dipakainya untuk saya buang.
Tiba-tiba dia meletakkan sebuah amplop ke depan saya, sebuah amplop lecek dari koper tua. Saya buka. Seketika senyum saya mengembang saat melihat foto-foto lama saya dalam amplop itu. Saya juga menemukan video pernikahan saya yang sempat saya lupakan di koper tua itu! Seketika saya melupakan keluhan saya tadi.
Berikut beberapa kenangan manis yang telah diabadikan dalam foto-foto tersebut.
Ini adalah saya dan teman-teman saya saat kuliah di sebuah politeknik di Bandung. Mereka adalah teman saya di kegiatan kerohanian Islam. Kami selalu saling menyemangati dalam segala hal. Ini adalah momen saat kami akan meninggalkan kampus. Bersantai sejenak di depan Gedung Sate Bandung.
Saya dan Leyla Hana di rumah kos saya di Dago, Bandung sekitar tahun 2005-2006. Saat itu Leyla datang untuk suatu keperluan sekaligus silaturahim. Kami sudah mengenal sejak tahun 2003an. Kami adalah teman satu kerja dan satu kos saat di Jakarta. Sekarang, dengan kesibukannya sebagai ibu tiga anak lelaki aktif, Leyla Hana sudah menelurkan banyak buku. Saya? Tak satupun. Duuuh...*tutup muka. Karena status-status beliau di facebook lah saya tergerak untuk bergabung dengan komunitas Kumpulan Emak Blogger dan Be A Writer.
Saya dan teman-teman kursus Bahasa inggris di Adventish English Conversation di Bandung. Minder nih, mereka jago-jago banget English-nya. Tapi karena saya ingin bisa, saya pinggirkan rasa itu. Belajar bahasa asing itu harus selalu dipraktekkan. Alhasil karena jarang praktek, sampai sekarang English saya begini-begini saja.
Saya dan seorang sahabat penulis, Sri Lestari. Beliau berkunjung untuk silaturahim dan jalan-jalan di beberapa tempat wisata di Bandung. Antara lain ke Gunung Tangkuban Perahu, Jalan Braga dan Taman Ganesha Bandung.
Saya dan teman-teman kuliah satu jurusan di Kawah Putih Bandung. Dulu, pertamakali liat foto ini suami menatap saya dengan pandangan gimanaaa gitu. Mungkin pikirnya, kamu..perempuan berjilbab temannya banyak laki-laki. Saya hanya nyengir. Habis gimana, memang saya ini sebenarnya suka berpetualang ciyee.. Yah, walau saya ikut kegiatan kerohanian, ternyata jiwa petualang saya tak luntur. Dan sepertinya teman-teman saya ini mengerti bagaimana bersikap dengan seorang yang berjilbab seperti saya. Alhamdulilah mereka sopan dan tentu tidak berani pegang-pegang. Bercanda sih seperti biasa, tapi itu tergantung bagaimana kita menyikapinya.
(Kiri-kanan) Adik, saya, kakak ipar, kakak, sepupu di Dunia Fantasi. Saat itu saya mendapat tiket gratis masuk Dufan dari tempat bekerja. Saya mengajak kakak dan adik kesana. Senang rasanya bisa membahagiakan keluarga.
Saya dan teman-teman KKN di bandung. Saya paling dituakan nih :p
Walau sudah banyak facebook, instagram dan media lain untuk menyimpan foto, ternyata menemukan foto dalam bentuk cetak tetap terasa wow..menyenangkan, mengejutkan dan senyum-senyum sendiri. Foto cetak sampai sekarang pun masih diminati banyak orang untuk berbagai keperluan, antara lain: pajangan di rumah, ID card, foto dokumen, portofolio, dan lain-lain.
Dari sebuah foto, kenangan baik akan terjaga. Dari foto, tak akan habis cerita untuk anak cucu. Dari foto, wajah yang terlupakan akan diingat kembali. Dari foto, tawa dan tangis akan menjadi sejarah hidup.
Aaaaak... ada fotoku ituu di Dagooo.... xD Kangen Nia deh.. kapan ketemuan lagi yaa?
ReplyDeleteIya nih..insyaAllah suatu hari..
ReplyDeleteBersih bersih sambil nostalgia ya ceritanya Mak, hehe
ReplyDeleteIya mak..lumayan jadi mengingat2 lagi maklum udah pikjn qiqi..
DeleteNemu foto-foto lama itu serasa nemu harta karun ya mak.Qiqiqi
ReplyDeleteHiya mak..harta karun terpendam:D
Deletenostalgia yg indah ya mak...sy jg pernah ketemu foto2 lama..kadang ketawa sendiri liat wajah2 culun kita ya hehehe..tp yg indah itu adalah kenangan manisnya memang di balik foto itu #blogwalkingmalming :)
ReplyDeleteIya mak..obat rindu:)
DeleteJudulnya Koer Tua Penyimoan Kenangan. Ahahaha
ReplyDeleteFoto jadul sensasinya lebih seruuu. Apalagi kalau punua Blog. Tambah seruuu dicritakn disini ya, Mba.
Betul mak idah..lumayan ngisi blog hihi
Deletewow banyak banget aktifitasnya mbak....sapa tahu dengan ngeblog nanti bisa jadi buku.....Semoga
ReplyDeleteSukses ya mbak
Aamiiiin:)
Delete