Memberi di Saat Lapang
Pernahkah kita memberi barang atau makanan pada orang lain (walau sedikit), lalu hati kita merasa lapang dan selalu ingin melakukannya lagi? Begitulah, berbuat baik itu seperti candu. Karenanya kita merasa senang dan tenang setelah melakukannya lalu ingin lagi dan lagi.
Alangkah bahagianya jika kita dilimpahkan rejeki yang banyak, hati ikhlas dan tangan yang mudah untuk memberi. Dalam surat Al-Baqarah [2]: 261 disebutkan, bahwa barangsiapa menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir ada seratus butir. Allah melipat gandakan ganjaran bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Dari satu butir menjadi 700 butir. Subhanallah.
Ada cerita tentang seorang kakak yang SERING diminta tolong oleh adik-adiknya, apa saja, entah materi seperti sepiring nasi dan selembar uang, atau hal lainnya. Jika sedang lapang, ia siap membantu. Bukan saja adik-adiknya, orang lain pun siap dibantunya. Bagi wanita beranak tiga sepertinya, tentu perlu ijin suami jika hendak memberikan sebagian rejeki pada orang lain termasuk keluarga. Mungkin karena keluasan ilmu, kelapangan hati dan rejeki, serta kepandaian komunikasi dengan suamilah yang memudahkannya berbagi. Semoga Allah SWT memudahkan juga urusannya.
Berbagi di saat lapang tentu biasa. Berbagi di saat sulit adalah luar biasa. Maka di saat lapang segeralah kita sisihkan sedikit untuk beramal di jalan-Nya. Hadist Nabi mengatakan: ”Manfaatkanlah lima (keadaan) sebelum (datangnya) lima (keadaan yang lain) : Hidupmu sebelum matimu, sehatmu sebelum sakitmu, waktu luangmu sebelum waktu sempitmu, masa mudamu sebelum masa tuamu, dan kayamu sebelum miskinmu” [HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi].
Sumber: Qur'an dan Hadist
Subhanallah inspiratif sekali tulisannya mbak, semoga kita termasuk golongan yang mudah berbagi ya mbak...TFS
ReplyDeletesama-sama mak...
Delete