Toko Online Tak Sukses Karena 6 Hal
Pertamakali saya berjualan online
adalah sekitar tahun 2008. Saya hanya memajang produk di website pribadi. Waktu
itu produk yang saya tawarkan adalah obat-obat herbal yang biasa saya konsumsi
dan busana muslim yang bisa saya pasarkan tanpa harus membeli terlebih dahulu. Tahun
2009-an, saya memiliki toko online di tokob*g*s.com, produknya masih seputar
produk-produk yang saya konsumsi/pakai yaitu obat herbal dan popok kain (cloth
diaper) untuk anak. Pertimbangannya sederhana saja, menjual produk yang kita
suka atau kita biasa konsumsi setidaknya jika tidak laku bisa dipakai sendiri.
Lantas, jika produk yang kita jual itu pernah kita pakai seharusnya sukses dong
kita pasarkan. Kan kita sudah pernah merasakan kelebihannya dan bisa memberitahu
konsumen kelemahan produk yang harus diwaspadai. Namun, ternyata saya tidak
sukses dan akhirnya menutup toko online saya.
Setelah saya renungkan dan
melihat perbandingan dengan toko-toko online lain, ternyata buanyak sekali
kekurangan saya dalam mengelola toko online. Antara lain:
Sumber gambar dari sini
- Sistem yang kurang matang. Bagaimana cara konsumen menghubungi penjual, bagaimana nanti produk akan dikirim, bagaimana cara menghitung ongkos kirim, dan sebagainya kurang saya persiapkan dengan sempurna.
- Kurang gencarnya promosi. Tidak setiap hari saya mempromosikan produk yang saya jual. Toko online juga sama seperti toko pada umumnya, penjual harus selalu menawarkan dagangannya agar konsumen tahu tentang produk yang kita jual. Tidak mungkin konsumen tiba-tiba tahu dengan sedirinya produk kita jika bukan kita yang memberitahu konsumen.
- Kurang percaya diri mempromosikan produk karena kurangnya pemahaman tentang produk. Walaupun saya terbiasa memakai produk yang saya jual, ternyata tidak serta merta saya memahami seluk beluk produk tersebut. Bagi saya saat itu, yang penting saya sudah merasakan manfaatnya. Ternyata saya salah, konsumen pun berhak tahu produk tersebut selain bermanfaat, bagaimana cara membuatnya, terbuat dari apa, halal atau tidak, bahkan efek samping atau kekurangannya apa yang harus diwaspadai.
- Harga produknya relatif lebih mahal. Saat itu pertimbangan saya, saya harus mengeluarkan ongkos ke tempat agen atau distributor produk yang saya jual sehingga membebani produk. Ternyata, jika produk langsung dikirim dari distributor akan memangkas ongkos yang harus saya keluarkan. Selain itu, toko online lain memberikan potongan harga untuk pembelian dalam jumlah tertentu.
- Kurang luasnya jaringan kerja (network). Saat itu saya hanya memiliki facebook dengan list friend terbatas dan blog pribadi, sehingga orang yang saya tawarkan produk pun terbatas. Lain halnya sekarang, banyak fasilitas media sosial yang bisa dipakai untuk berjualan selain yang dua di atas. Dari mulai twitter, instagram, path, blackberry messenger, whatsapp, dan yang lainnya. Belum lagi jika ikut komunitas online atau grup tertentu di dunia maya, maka jaringan untuk memperluas pasar semakin tak terbatas.
- Saya belum memiliki online banking untuk memudahkan pengecekkan uang transfer yang sudah masuk dari konsumen. Walaupun tidak mutlak harus memiliki ini, online banking memudahkan penjual memeriksa uang pembelian produk yang masuk sehingga barang bisa segera dikirim ke konsumen dan penjual tidak perlu bolak-balik ke ATM. Hal ini mempengaruhi kepuasan konsumen. Konsumen biasanya ingin barang segera sampai jika uang sudah ditransfer.
Saat ini, saya belum memiliki
toko online lagi. Tidak tertutup kemungkinan nanti mungkin saya akan
mengaktifkan lagi kegiatan saya berjualan online. Poin-poin di atas dapat
menjadi pelajaran bagi saya agar dapat mengelola toko online dengan lebih baik
lagi.
Jumlah kata: 511
Infonya sangat bermanfaat bg saya yg ingin jualan online...slama ini sy jualan lwt fanpage krg effektif, kr mungkin sy jarang update... nah lo..
ReplyDeleteTerimakasih...semoga sukses GA nya mak...
iya mak sepertinya harus memanfaatkan semua media biar efektif, sepertinya gitu loh saya juga blm nyoba
DeleteWah, pinter nih Mak Kania belajar mengintrospeksi kekurangan :) Punya toko online gampang2 susah ya mak :p
ReplyDeleteayo mak toko onlinemu aktifkan lagi..hihi dirinya sendiri juga blm mulai lagi tapi saya semangati mak Arifah dulu deh :)
DeleteHarus sabar ya, mak. Terutama kalo ada calon pembeli yg ngontak gak liat2 jam. Terus udah tanya macem2 gak jd beli hehehe.
ReplyDeleteSemoga toko online berikutnya sukses, mak. Sukses juga GA nya ^_^
Itu pernah saya alami mak...:)
DeleteTerkadang sih yang menjadi masalah adalah karena tak percaya diri. Tak percaya dengan produk yang dijual, tak percaya diri jika mesti bersaing dengan olshop yg lebih sukses...
ReplyDeleteIya ya kurang PD emang saya
Deletewaah ini juga harus jadi acuan saya nih, kalau mau buka online shop :)
ReplyDeleteAyo mak bikin...
DeleteAyo bikin lagi, mak. Kan sudah tahu kekurangannya dan tahu solusinya. jaman sekarang tak perlu pegang produk untuk berjualan online.
ReplyDeleteTerima kasih ya untuk ke-6 kekurangan OS yang diulas. Kerasa banget sama saya. saya punya banyak kekurangan dalam menjalankan OS. yah.. kurleb sama. hihi...
Jabat erat & hangat dari Jepara
Susindra
iya nih mak perlu dipersiapkan lebih matang sekarang kalo mau buka OS lagi :)
DeleteBoleh tambahkan.
ReplyDeleteSatu lagi mungkin tidak berkarakter toko onlinennya.
Karena:
"produk anda adalah unik dan website anda harus mencerminkan hal itu"
Maaf komentar developer
Makasih masukannya..iya betul sekali produknya harus unik dan beda dgn yg di pasaran ya.
Deleteyang penting tahu konsepnya aja soal tekniknya kan bisa kerja sama dengan orang lain atau mengambil pekerja part time
ReplyDeletekarya dari barang bekas
makasih masukannya :)
DeleteTerimakasih sharingnya, saya suka artikel anda.
ReplyDeleteKalau boleh berkomentar, sebenarnya hal-hal seperti itu bisa diatasi kalau kita mau berusaha dan tanpa beralasan.
Dan sekarang lebih mudah untuk belajar dari orang2 yang emang udah terbukti berhasil dalam olshop. tinggal kita ATM aja sih
Bener, apalagi kalau kita punya mentor dari praktisi olshop
Delete