Bagaimana Perasaanmu?
Bagaimana perasaanmu saat seorang wanita datang ke rumahmu sambil menangis, ia bilang adiknya perlu biaya berjuta-juta untuk ujian dan dia tidak memiliki uang sebesar itu.
Bagaimana perasaanmu saat wanita itu bilang ibunya juga butuh biaya untuk pengobatan?
Bagaimana perasaanmu saat wanita itu mengeluh tentang penyakit darah tingginya yang sering kambuh?
Bagaimana perasaanmu saat wanita itu menawarkan harta bendanya untuk digadaikan padamu agar ia bisa membiayai ujian adiknya?
Bagaimana perasaanmu saat wanita itu mengeluh tak bisa membelikan anaknya ini itu?
Kamu mungkin awalnya tak bisa menolong. Tapi kamu mungkin berfikir, Tuhan mengirim wanita ini padamu untuk dibantu. Maka mungkin kamu pun membobol sedikit tabunganmu agar wanita itu bisa mencicil biaya ujian adiknya. Padahal mungkin kamu pun memerlukan uang itu, tapi kamu pikir wanita itu lebih memerlukannya.
Sumber: https://twitter.com/curhataanngue |
Tapi...
Bagaimana perasaanmu jika di kemudian hari kamu tahu wanita ini ternyata ikut arisan 'pesta' di lingkungannya? (arisan yang pemenangnya dipilih yang akan mengadakan pesta seperti khitanan, kawinan, dan sebagainya) Padahal kamu sendiri tak membuatkan pesta khitan untuk anakmu.
Bagaimana perasaanmu saat tahu wanita ini baru saja mengadakan pesta ulang tahun anaknya padahal anakmu sendiri tak pernah dibuatkan pesta ulang tahun!
Ah, perasaan, perasaan, kamu terlalu merasa-rasa.
Kenapa tiba-tiba keikhlasanmu terusik?
Sudahlah, biarkan Tuhan yang menilai dan mengganti harta yang semula kau keluarkan di jalan-Nya
heummm....nggak bisa berkata2 mak
ReplyDelete:(
DeleteAda apa gerangan, mak? Pengalamanku, kah? #kepo
ReplyDeletehehe..hayooo ada apa..
Deleteikhlas dan sabar, amalan yang Mbak lakuin nggak akan sia-sia di mata Allah.
ReplyDeleteaamiin
DeleteJadi bingung juga-_- Padahal cuma baca postingan ini doang, gak terlibat langsung. Dari ceritanaya berasa pernah ngalamin nih ya mbak?
ReplyDeleteya gitu deh
Deletemungkin terbawa perasaan atau lagi sensitif, mbak? :)
ReplyDeleteiya mungkin ya mak
DeleteKalo saya biasa-biasa mba, lah yg nagis 'a ga kenal :D
ReplyDelete:D
Deletegetok aja mak #eh :D
ReplyDeletejangan lah :D
Deletengak bisa ngomong apa-apa.
ReplyDeletekesabaran, keikhlasan dan rasa tolong menolong benar-benar diuji.
:(
DeleteIzin berkunjung dan nyimak langsung artikelnya gan? Salam kenal, semoga sukses selalu AMIIIN...
ReplyDeletesalam kenal
Deletesmoga kebaikan dirimu dibalas oleh Allah dgn yg lbh baik mak :)
ReplyDeleteaamiin
DeleteEdisi curhat ya Mak....
ReplyDeleteiya gitu deh mak
DeleteUjian berat bagi keikhlasan ya, Mak. Sulit banget menata hati. Semoga diberi kesabaran ya...
ReplyDeleteaamiin
Deletespeechless mbak. aku bacanya aja kok jadi sebal yah.. :(
ReplyDeletesemoga diberi kesabaran ya mbak
kalau sebelumnya, saya gak tau watak asli perempuan tersebut, saya berusaha ikhlas aja untuk bantuan yang sudah diberikan walopun rasanya ada sesak. Tapi, kalau dari awal sudah tau, saya akan berusaha tegas menolak memberikan bantuan walopun terkadang cara meminta bantuannya bisa membuat saya iba.
ReplyDeleteSemoga keihklasan Mak Kania diganti dengan yang baik, ya :)
aamiin..saya pasrahn aja sama Yang Maha Kaya
DeleteIn Shaa Allah selalu ada amal baik bagi orang yang menolong orang lain ya, Mbak.. :D
ReplyDeleteaamiin
DeleteSpeechless saya bacanya, mbak... :( Mudah-mudahan kita nggak jadi orang yg seperti wanita di tulisan mbak Kania ini. Saya juga pernah kenal orang seperti ini dan rasanya sesuatuk banget..
ReplyDeleteTapi nggak papa, mbak, insya Allah, Allah pasti balas dengan yg lebih baik, mungkin tak melalui orang yg dibantu tapi lewat kesehatan dan keluarga yang samara, anak sehat dan sholeh/sholeha. Insya Allah, mbak...
aamiin
DeleteYa Allah sabar ya Mak.. Kalo saya yang berada di posisi Mak Kania, udah pasti kesyeeeeel deh. Tapi yaudah ya Mbak, dengan ikhlas, semoga Allah akan mengganti dengan yg lebih baik. :)
ReplyDeleteaamiin
Delete