Cerita Seputar Penyiar Radio
Pernah terpikir
sekali dalam benak saya tentang asyiknya menjalani profesi sebagai penyiar. Ya,
mungkin Cuma sekalikalinya saja, karena saya gak sempat lagi berandai-andai
mengingat kegiatan sehari-hari saja sudah mgnuras tenaga dan pikiran rasanya.
Gara-garanya, dulu salah seorang rekan guru saat saya mengajar memiliki
pekerjaan sampingan selain guru sebagai seorang penyiar. Gak nyangka aja,
pembawaannya kalem. Namun siapa sangka ia adalah seorang penyiar yang dituntuk
banyak bicara di meja siar.
Aih, diem-diem
gini saya juga kalau sudah menemukan topik yang seru bakal banyak ngomong kok
hehe. Lagipula, banyak bicara di meja siar gak akan kelihatan sama orang karena
yang ditonjolkan adalah suara dan informasi yang diberikan. Itulah letak
asiknya menurut saya. Saya tak usah khawatir dengan penampilan karena orang
lebih memerlukan suara saya untuk menyampaikan informasi yang diperlukan.
Adalah Intan
Novriza Kamala Sari, seorang penyiar radio yang juga blogger Bengkulu, yang
mengingatkan saya tentang profesi menarik ini. Intan sudah kurang lebih 4 tahun
menjadi penyiar radio. Awalnya, waktu kuliah di Jurusan Pendidikan Fisika (yup,
Intan kuliah di jurusan yang tak berhubungan dengan dunia broadcast) dan
ngekost, satu-satunya hiburan Intan adalah radio. Kebetulan, tempat ngekosnya
itu dekat dengan studio RRI Bengkulu. Jadilah pagi, siang, malam Intan mendengarkan
siaran RRI Pro 2 (kecuali lagi kuliah) sampai hafal anam penyiar dan acaranya.
Tanpa disadari, Intan sedang belajar siaran otodidak.
Akhir tahun
2013, Intan mengikuti lomba Pro DJ, ajang lomba penyiar dan mendapat juara 1! Karena
itu, beberapa bulan kemudian, Intan dapat panggilan tes untuk menjadi penyiar Pro
2 RRI Bengkulu. Intan pun akhirnya menjadi penyiar sambil menjalani kuliahnya. Setahun
pertama menjadi penyiar, Intan merasa tidak kerja yang artinya menjalani
pekerjaannya dengan enjoy sehingga tak merasa sedang bekerja.
Namun bukan
berarti Intan selalu lancar dalam menjalani profesinya. Halangan dan ujian
pasti selalu ada. Misalnya saat keluarganya tidak setuju dengan profesi penyiar
yang dijalani Intan. Memangnya, profesi ini bisa dijadikan sandaran hidup?
Mungkin begitu pikir orangtua Intan. Juga, pada saat Intan dipindahtugaskan ke
Bintuhan, kota Kabupaten yang jaraknya 7 jam perjalanan dari Bengkulu. Intan
sempat merasa ‘sepi’ namun justru pada saat itulah Intan bisa memaksimalkan
kemampuannya disamping menjadi penyiar, dengan mengelola 2 blog TLD yaitu www.inokari.com dan www.ketimpukbuku.com.
“Aku mengisi ruang kosong bernama sepi. Entah itu di hati, entah itu di mimpi, entah itu diperjalanan panjang yang membosankan. Aku menemani jiwa-jiwa yang tengah patah hati, juga menyemarakkan hati yang ditengah dibuai cinta. Tentang suaraku di udara, adalah tentang menjadi teman dekat bagi siapa saja. Karena setiap telinga harus diistimewakan, bukan?” (Intan Novriza Kamala Sari)
Menurut Intan,
orang suka mengira kalau penyiar radio itu pintar, suka ngomong, dan fisiknya
sebening suaranya. Namun, nyatanya tak selalu begitu. Intan punya satu
pengalaman lucu saat ia akan mengikuti lomba Pro DJ. Intan mengira salah satu
penyiar Pro 2 bernama Bang Harri itu fisiknya kebule-bulen karena suaranya
memang bagus. Ternyata, si Bang Harri malah Indonesia banget seperti penyanyi
Sammy Simorangkir. Banyak orang juga mengira Intan adalah sosok yang tinggi,
cantik dan tak berkerudung karena mungkin suara Intan juga cakep. Namun
ternyata postur Intan mungil sekitar 150 cm dan berkerudung. Oh ya, menurut
Intan seorang penyiar juga tak selalu ‘ngeh’ dengan info lagu terbaru karena ada
petugas lain yaitu MD yang bertugas untuk menyiapkan lagu.
Ada tips nih buat
teman-teman yang ingin jadi penyiar radio seperti Intan. Seorang penyiar radio
setidaknya harus memiliki hal-hal berikut:
1.Tahu cara membuat
suara yang enak didengar.
Perhatiin
cara bicara, akan kedengaran manis kalo ngomong dengan gaya yang seperti apa,
speednya agak kencang atau slow. Semuanya harus dicocokin dengan karakter
suara. Bagimana cara mengenali suara sendiri? Caranya yaitu dengan: DIREKAM –
DIDENGERIN – DIREKAM – DIDENGERIN.
2.
Rajin mencari tahu apa yang sedang hits
Kuncinya, kita mau baca info berulang kali sampai paham, terus
disampaikan lagi lewat microphone dengan bahasa yang sesederhana mungkin.
3,
Punya sense of music yang bagus
Yang
Intan perhatikan, radio-radio besar di Indonesia hanya emmutarkan lagu-lagu
hits. Karena sekali pendengar mendengar lagu yang mereka tidak kebal, mereka
akan pindah ke frekeuensi lain.
4.
Mampu mengendalikan mood jelek.
setelah
masuk ruang siar, sedih, marah, bete, kecewa, harus ditekan dalam-dalam.
Pendengar mau mendengar penyiar yang riang, semangat, pintar ... sempurna untuk
didengar.
5.
Sering mendengarkan radio
Makin sering mendengarkan
radio, secara tak langsung kita lagi kursus gimana caranya jadi penyiar yang baik
dan benar.
Seru ya. Buat
teman-teman yang ingin tahu lebih banyak tentang dunia penyiar radio, silahkan
baca blog Intan ya di label Broadcasting. Mau Tanya- Tanya juga boleh deh
kayaknya. Follow aja sosial media Intan berikut ini.
Facebook: Intan
Novriza Kamala Sari
Twitter &
instagram: @inokari
Dulu waktu masih belajar broadcast sempet nyoba jadi penyiar ternyata susah banget ya gak segampang keliatannya
ReplyDeleteIya jg ya mba harus pandai menyampaikan informasi
DeleteJaga mood ya mba^^ sbg penyiar dituntut hrs bisa itu
ReplyDeleteCantik ya mba dan tulisannya bagus :)
Iya nada suara nya jd ga enak kali ya kalo lg ga mood
DeleteWah, seriu tips dari Intan, sayang pas ke Bengkulu enggak sempat ketemuan. Sukses ya Intan.
ReplyDeleteOh iya mba Naqi pernah ke bengkulu ya
DeleteIya kalau penyiar ga bisa mengendalikan mood, pasti ketularan juga ke pendengarnya ya, Mbak
ReplyDeleteIya mba
DeleteAsikkk! Gesit nih Mba Kania. Makasih ulasannya ya Mba. Gak tau deh kalo gak ada blog, kayaknya bisa bosen banget tinggal di kota kabupaten yang minim hiburan. Tapi berkat blog, hidup jadi makin semarak, makin mudah, kenalan sama blogger-blogger keren nan inspiratif pula. :D
ReplyDeleteSerunya dunia penyiar
ReplyDeleteMenurut saya.ini profesi yg seru. Sempet terpikirkan juga utk mencoba.siaran tp keburu pesimis karna ga memenuhi kualifikasi
ReplyDeleteSalut banget... memang nggak mudah jadi penyiar radio, harus banyak baca dan tahu music2 terbaru. Sekalian penyanyinya juga, biar siarannya nggak garing.
ReplyDeleteDulu bingit, aku sempat ingin jd penyiar jugak :) baca tulisan ini, angan2 jadulku jd muncul lagi mbak :)
Wah ternyata penyiar radio harus punya sense of music yang bagus ya maaak, aku baru tau niiih. Heheheee. Tapi jadi penyiar radio itu emang keren sih, biasanya suaranya bagus-bagus dan karena wajahnya nggak keliatan, jadi kesannya agak misterius gitu yaaaa. Hihihiii
ReplyDeleteOh...Mba Intan pemilik ketimpukbuku.com ternyata penyiar toh. Udah nggak asing saya sama blog bukunya itu.
ReplyDeleteKerenn.. dari jaman kuliah udah nyambi jadi penyiar. Sukses untuk Mba Intan :)
Aku aku aku.... dulu jaman sma sering jadi MC dan pengen banget jadi penyiar. Tapi.... yah.... nampaknya memang hanya bisa jadi cita-cita masa lalu. Hihihihi... btw, mbak Intan cantik yak. Jadi kepo smaa suaranya
ReplyDeletePenyiar ini profesi yang keren banget ya mba ^^, aku juga dulu pas masih smp setiap malam buka radio buat dengerin suara penyiarnya, cowok. Suaranya itu Ngademin, gayanya juga asik. Pokoknya mood jadi baik aja gitu tiap kali dengernya.
ReplyDeleteEhh, Ngomong-ngomong aku baru tau kalau ada Penyiar imut kaya ginii *kedip2. Hihi
Sahabatku jadi penyiar radio, suaranya empuk bangeet. Asyik nih nambah kenalan teman penyiar :)
ReplyDeleteSaya selalu kagum dg orang yg jadi penyiar radio. Mereka komunikatif, selalu ada aja bahasan yang asyik 😊
ReplyDelete