Sabar Saat di Bawah, Bersyukur Saat di Atas
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah:155)
Sabar saat di ‘bawah’,
bersyukur saat di ‘atas’. Ya, idealnya seperti itu ya. Saat kondisi kita sedang
kurang baik atau mendapat berbagai ujian, kita hendaknya bersabar sambil
senantiasa berusaha dan berdoa. Sebaliknya, ketika kondisi kita sedang
beruntung sebaiknya kita bersyukur dan tidak menyombongkan diri.
Setiap orang
pasti mendapatkan ujian dalam hidupnya. Demikian juga dengan saya, dalam hal
mencari jodoh, pendidikan, pekerjaan, keimanan, pernikahan, semuanya rasanya
memiliki cerita perjuangannya sendiri. Banyak teman yang langsung mendapat
pekerjaan atau menikah setelah lulus kuliah. Sedangkan saya harus berkali-kali
mengirim lamaran pekerjaan terlebih dulu. Setiap minggu saya membeli Koran akhir
pekan, meneliti berbagai lowongan pekerjaan yang cocok, kemudian mengirimkan
lamaran pekerjaan ke beberapa perusahaan.
pixabay.com |
Pernahkah putus
asa? Oh ya, tentu saja. Ini salah satu titik terendah saya saat saya tak tahu harus
apa setelah lulus kuliah. Saya bertanya pada diri sendiri, akankah saya seperti
ini terus? Jadi pengangguran dan membebani orangtua? Sampai-sampai orangtua
memberi saya pilihan selepas kuliah, apakah saya mau tetap bekerja, menikah
atau meneruskan kuliah?
Saat itu saya keukeuh ingin mendapatkan pengalaman
bekerja sesuai dengan minat dan pendidikan saya agar tidak membebani orangtua.
Mau menikah pun bingung menikah dengan siapa. Ada yang tertarik pun, saya tetap
bingung mau bersikap bagaimana karena saya orang yang sangat kaku dalam
bergaul.
Akhirnya saya
tidak berhenti mengirim lamaran pekerjaan, sambil membantu pekerjaan orangtua
di rumah. Saat itu tidak terpikir untuk bekerja menghasilkan uang sendiri atau
banting setir ke bidang yang tidak sesuai dengan minat dan pendidikan. Usaha dan
doa saya selama kurang lebih setahun akhirnya Allah SWT kabulkan dengan
diterimanya saya di sebuah perusahaan penerbitan. Saya ditempatkan di bidang
administrasi yang sesuai dengan latar belakang pendidikan saya. Ini seperti dream come true, karena salah satu
produk perusahaan itu sudah saya baca sejak saya remaja!
Saat ini, saya
sudah berkeluarga, memiliki suami yang bertanggungjawab dan 2 anak yang
manis-manis, memiliki rumah dan kendaraan walau masih dicicil. Ujian kehidupan memang
akan selalu ada, bahkan dalam pernikahan yang kelihatan harmonis pun. Namun walau
begitu, rasanya inilah saat saya merasa roda kehidupan ada di atas. Dan saya
bersyukur atas hal ini. Bukankah ketika bersyukur, Allah SWT akan menambah
nikmat-Nya?
Fabiayyi aalaa irabbikumaa tukadzibaanArtinya: “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan"
(Kalimat ini diulang dalam ayat 13, 16, 18, 21, 23, 25, 28, 30, 32, 34, 36, 38, 40, 42, 45, 47, 49, 51, 53, 55, 57, 59, 61, 63, 65, 67, 69, 71, 73, 75, dan 77 surat Ar Rahman)
Selalu bersabar dan bersyukur biar hidup jadi tenang :)
ReplyDeleteBunda paling suka baca Surah yang satu ini. Membacanya kemudian kita sadar siapa diri kita dan apa yang kita sangkal dari segala apa yang di anugerahkan olehNya untuk kita. Nice konten, Maya.
ReplyDelete