Harus Kebal, Ini Masalah atau Drama yang Sering Muncul dalam Proses Rekrutmen
Masalah atau sering disebut drama
pada proses rekrutmen sering kali terjadi karena hal sepele. Inilah yang haru
diantisipasi dan sudah seharusnya recruiter kebal terhadap beragam drama
tersebut. Penggunaan tool untuk recruiter terbaik jadi satu cara jitu untuk
mengantisipasi drama.
Bagaimana pun juga alat pembantu
bisa mengatasi berbagai macam drama yang muncul. Sistem AI yang terintegrasi
bisa secara otomatis membantu proses penyaringan. Lalu apa saja drama yang
sering terjadi antara kandidat dan seorang recruiter?
Drama yang Sering Muncul saat Rekrutmen
Kesulitan dalam mencari kandidat
dengan kualifikasi terbaik bisa saja terjadi karena drama yang tiba-tiba
timbul. Tentu saja recruiter harus kebal dari drama ini agar fokus mendapat
kandidat terbaik yang sesuai dengan kriteria perusahaan. Kenali drama yang
berpotensi muncul berikut ini.
- Kandidat
Tidak Membawa Dokumen Kelengkapan
Drama yang tidak jarang terjadi
yakni kandidat tidak membawa dokumen kelengkapan. Apalagi dokumen kelengkapan
tersebut sudah tertulis harus dibawa saat menghadiri wawancara. Kejadian drama
pun dimulai saat kandidat mencari berbagai alasan.
Tidak jarang selain mencari
alasan kandidat juga berputar putar melakukan negosiasi tidak berujung agar
tetap bisa lulus. Bila hal ini terjadi langkah tegas seorang recruiter tentu
saja harus dilakukan dengan tetap memperhatikan norma kesopanan.
- Datang
Terlambat karena Hal Tidak Masuk Akal
Seorang recruiter tentunya telah
susah payah membuat jadwal dan meluangkan waktunya hanya untuk proses penyaringan
kandidat. Datang terlambat merupakan salah satu kesalahan fatal yang dilakukan
oleh seorang kandidat.
Ini juga bisa jadi salah satu
bahan penalaran apakah nantinya kandidat ini akan bekerja tepat waktu atau
tidak. Karenanya negosiasi untuk tetap bisa melakukan wawancara tidak
direkomendasikan. Apalagi bila kandidat mengonfirmasi keterlambatannya dengan
alasan tidak masuk akal
- Debat
Panjang Perkara Gaji
Drama ketiga yang juga tidak
kalah sering terjadi yakni debat panjang perkara nilai gaji. Bagaimana pun
seorang recruiter telah mendapat pegangan soal gaji yang akan ditawarkan kepada
calon kandidat kerja. Namun sayangnya kandidat dengan percaya diri terlalu
tinggi sering mendebatnya.
Alasan klise seperti nilai IPK
yang sangat tinggi hingga gelar ganda yang sulit didapat sering digunakan untuk
mendebat jumlah gaji. Padahal pengalaman kerja dan softskill yang dimiliki
cukup minim. Karenanya Anda sebagai seorang reruiter handal harus kebal dengan
drama ini.
- Menceritakan
Hal Personal untuk Mendapat Simpati
Memang proses wawancara dilakukan
salah satunya untuk mengenal kandidat yang mendaftar. Namun tidak dapat
dipungkiri drama menceritakan hal personal yang tidak perlu terjadi di setiap
pertemuannya. Tidak jarang juga ini sengaja dilakukan untuk mendapat simpati
seorang recruiter.
Pada dasarnya seorang recruiter
harus bisa menyaring mana pengutaraan kata yang ditujukan untuk meyakinkan
penerimaan kerja dan mana yang digunakan hanya untuk mendapat simpati instan.
Anda bisa langsung memotong pembicaraan bila hal ini terjadi.
- Negosiasi
Posisi yang Tidak Sesuai Kualifikasi
Terakhir, negosiasi yang tidak
sesuai dengan kualifikasi juga sering terjadi. Apalagi negosiasi dilakukan
hingga hampir berdebat padahal skill dan kemampuan jelas tidak sesuai dengan
kualifikasi posisi yang diinginkan. Menghindari hal ini terjadi Anda bisa
menggunakan tools pembantu Shortlyst.
Tools ini bisa bekerja menyaring
kandidat yang sesuai dengan kualifikasi secara luas. Nantinya drama ini bisa
dihindari dengan mudah. Penggunaan teknologi yang cerdas juga bisa meningkatkan
efisiensi dan ketepatan pemilihan kandidat bahkan secara online.
Gunakan tools Shortlyst untuk
menghindari beragam drama seperti yang disebutkan di atas. Bagaimanapun
ketepatan dan kecepatan proses rekrutmen bisa didapatkan lewat pemanfaatan
tools dengan sistem AI terbaik.
Comments
Post a Comment
Terimakasih sudah meninggalkan komentar yang baik dan sopan.