Hanya Allah SWT Yang Tahu Balasan Sedekah Seorang Hamba



Sedekah berasal dari kata As Shidiq, artinya jujur. Muslim dan muslimah yang bersedekah berarti dia membuktikan kejujurannya dalam beragama. Betapa tidak, harta yang merupakan bagian yang dia cintai dalam hidupnya, harus dia berikan ke pihak lain. Bersedekah adalah sifat orang beriman. Orang yang bersedekah akan mendapat kebaikan, sebagaimana firman-Nya dalam Alquran:

Kalian tidak akan mendapatkan kebaikan, sampai kalian infakkan apa yang kalian cintai." (QS. Ali Imran: 92)
 
Keajaiban Sedekah

Sering kita mendengar kisah-kisah tentang keajaiban sedekah bagi orang yang melakukannya. Padahal, secara matematis justru hartanya berkurang karena diberikan pada orang lain. Ternyata, Allah sudah mencatat keajaiban sedekah ini di dalam Alquran. Rasulullah SAW juga menegaskannya kembali dalam berbagai hadist. Berikut beberapa keajaiban sedekah yang saya rangkum:
  • Sedekah tidak mengurangi rejeki karena Allah SWT mengganti sedekah yang telah kita keluarkan.
    "Katakanlah: 'Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)'. Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya." (Q.S. Saba 34:39)

  • Sedekah membuka pintu rejeki
    Rasulullah (S.A.W.) pernah bersabda "Turunkanlah (datangkanlah) rezekimu (dari Allah) dengan mengeluarkan sedekah." (HR. Al-Baihaqi)

  • Sedekah melipatgandakan rejeki.
    "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (Q.S. Al-Baqarah 2:261)

  • Sedekah menjaga warisan.
    Rasulullah (S.A.W.) bersabda "Tidaklah seorang yang bersedekah dengan baik kecuali Allah memelihara kelangsungan warisannya." (H.R. Ahmad)

  • Sedekah adalah naungan kita di hari kiamat.
    Rasulullah (S.A.W.) bersabda "Naungan bagi seorang mukmin pada hari kiamat adalah sedekahnya." (HR. Ahmad)

  • Sedekah menjauhkan diri dari api neraka. Sedangkan salah satu ciri orang bertakwa adalah yang bersedekah di waktu lapang dan sempit.
    "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan" (Q.S. Ali Imran 3:133-134).
  • Sedekah mengurangi sakit saat sakaratul maut.
    Dalam buku Fiqh-Us-Sunnah karangan Sayyid Sabiq, disebutkan Rasulullah (S.A.W.) pernah bersabda: "Sedekah meredakan kemarahan Allah dan menangkal (mengurangi) kepedihan saat maut (Sakratulmaut).
  • Sedekah dapat mengobati orang yang sakit.
    Rasulullah (S.A.W.) bersabda, "Bentengilah hartamu dengan zakat, obati orang-orang sakit (dari kalanganmu) dengan bersedekah dan persiapkan doa untuk menghadapi datangnya bencana." (H.R. Ath-Thabrani)
  • Orang yang bersedekah untuk janda dan orang miskin seperti orang yang berpuasa terus menerus. Rasulullah (S.A.W.) bersabda, "Orang yang mengusahakan bantuan (pertolongan) bagi janda dan orang miskin ibarat berjihad di jalan Allah dan ibarat orang shalat malam. Ia tidak merasa lelah dan ia juga ibarat orang berpuasa yang tidak pernah berbuka." (H.R. Bukhari)

Sumber gambar: ervakurniawan

Sedekah yang paling utama

Merahasiakan sedekah lebih mendekati ikhlas. Karen itu nilainya lebih utama dibanding sedekah yang diketahui orang lain. Allah SWT berfirman dalam Alquran:

"Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu.." (QS. Al-Baqarah: 271).

Sedekah juga diutamakan pada saat tubuh masih sehat dan kuat. Pada kondisi itu, biasanya keinginan terhadap dunia dan seisinya masih besar. Tentu butuh perjuangan yang besar untuk menyisihkan harta untuk orang lain, jika dibandingkan ketika kondisi sudah tak lagi muda dan sakit.

Memenuhi nafkah keluarga juga termasuk sedekah yang utama. Rasulullah SAW bersabda: 

"Seseorang yang memberikan nafkah kepada keluarganya dengan mengharap pahala dr Allah maka itu bernilai sedekah." (HR. Bukhari & Muslim)

Orang yang dalam kondisi diuji keadaan ekonominya, lalu dia berani bersedekah. Ini menunjukkan keseriusannya dalam beribadah. Bahkan Rasulullah SAW bersabda bahwa satu dirham bisa mengalahkan 100 dirham.

"Ada orang yang memiliki 2 dirham, kemudian dia sedekahkan satu dirham. Sementara itu ada orang yang memiliki banyak harta, kemudian dia mengambil seratus ribu dirham untuk sedekah." (HR. Nasai dan dinilai hasan oleh Al-Albani).

Sedekah pada kerabat juga merupakan sedekah yang utama. Selain bernilai sedekah, juga bernilai silaturahim. Sabda Rasulullah SAW:

“Sedekah kepada orang miskin nilainya hanya sedekah. Sedekah kepada kerabat nilainya dua: sedekah dan menyambung silaturrahim. (HR. Ahmad, Nasai, Turmudzi dan Ibnu Majah).

Pengalaman Bersedekah

Saya memang tidak memiliki pengalaman yang dramatis dalam bersedekah seperti yang sering kita dengar dan baca di media. Sedekah sekian juta lalu mendapat balasan puluhan juta. Tidak, saya tidak memiliki pengalaman seperti itu. Tapi, saya percaya, semua rejeki yang saya dapat mungkin karena sedikit kebaikan yang saya tanam. Jika tak ada sedikit pun kebaikan dari diri saya yang bisa Dia balas, mungkin karena rasa kasih sayang-Nya pada hamba yang begitu besar, yang membuat Dia memberikan rejeki-Nya pada saya. 

Bisa jadi, hadiah baju gamis yang cantik dan kerudung dari ngeblog dan dari saudara saya adalah hadiah dari Allah SWT karena saya pernah memberikan sekantung baju bekas layak pakai pada pemulung yang lewat. Ah betapa malunya saya jika itu benar. Pakaian bekas kok dibalas dengan pakaian baru yang cantik. Andai saja saya bersedekah dengan sesuatu yang lebih baik, mungkin Allah SWT akan membalasnya dengan sesuatu yang lebih besar. Tapi saya tak perlu menyesal dan berandai-andai, karena waktu itu saya benar-benar tak mengharapkan apapun. Saya hanya ingin membuat barang-barang di rumah bisa bermanfaat, daripada saya biarkan menjadi lapuk dihinggapi debu dan digigit tikus.

Bisa jadi, buku “Hati Ibu Seluas Samudera” yang saya kirim kepada ibu untuk menyenangkan hatinya, dibalas Allah SWT dengan menggerakkan hati ibu (dan bapak) untuk mengirimkan sekarung beras dan sekardus penuh makanan lewat jasa pengiriman. Bisa jadi, uang yang tiap bulan saya setorkan ke masjid komplek yang melancarkan rejeki saya dan suami. 

Wallahua’lam. Hanya Allah SWT yang tahu bagaimana membalas sedekah yang dilakukan hamba-Nya. Kita tidak patut menilai, apalagi menghitung-hitung.

Sumber referensi:


Comments

  1. benar mbak, karena ibadah kita hanya untuk Alloh, jadinya semuanya kita serahkan kepada-Nya...yang kita harapkan hanya rido-Nya...hehe
    kangen jogja

    ReplyDelete
  2. 'Saya hanya ingin membuat barang-barang di rumah bisa bermanfaat, daripada saya biarkan menjadi lapuk dihinggapi debu dan digigit tikus.'

    Suka banget sama tulisan itu.
    Makasih, Mba, sudah diingatkan.

    ReplyDelete
  3. Jangan pernah mengingat-ingat dengan apa yang pernah kita sedekahkan sehingga suatu hari kita akan menemukan keajaibannya

    ReplyDelete
  4. betul mbak, kadang balasan bisa yg tak terduga oleh kita

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba Tira, makanya ngga usah mikirin balasannya ya :)

      Delete

Post a Comment

Terimakasih sudah meninggalkan komentar yang baik dan sopan.

Popular posts from this blog

6 Perbedaan Belanja Online dan Toko Konvensional

Cara Mudah Mendapatkan Kuota Internet Gratis

Semakin Bersyukur di Usia Cantik