Menggali Ide Tulisan Untuk Menulis Buku
Kamu ingin menulis
dan menerbitkan buku namun bingung mau menulis apa? Saya sedang mengikuti kelas
menulis buku di Tinta langit dan ingin membagikan cara mendapat ide tulisan untuk menulis buku dari
kelas tersebut. Narasumbernya adalah penulis yang sudah tak asing lagi, bukunya banyak sekali dan sudah
banyak yang difilmkan, yaitu Asma Nadia.
Menurut beliau,
ide tulisan bisa didapatkan dari banyak hal antara lain sebagai berikut:
1.
Pengalaman,
Pengalaman diri
sendiri bisa dijadikan sebagai ide tulisan, bisa pengalaman yang paling
menyenangkan atau menyedihkan. Saring dan pilihlah yang paling relate dengan
orang banyak agar mendapat perhatian pembaca.
2.
Pengamatan.
Kita perlu
membuka mata dan hati agar bisa lingkungan yang kita amati bisa menjadi ide
tulisan.
3.
Riset.
Jika kita tidak
memiliki banyak pengetahuan akan hal yang ditulis, bisa melakukan riset
terlebih dulu.
4.
Koran atau website berita.
Banyak berita yang
bisa dijadikan ide tulisan, misalnya kasus bullying di sekolah yang sering
terjadi dan menjadi pemberitaan.
5.
Fenomena kekinian,
Fenomena kekinian
juga bisa dijadikan ide tulisan agar menarik perhatian pembaca.
6.
Gemas atau keinginan mengubah, bisa menjadikan
kita tergerak membuat tulisan.
Gemas karena
keinginan mengubah, bisa menjadikan kita tergerak membuat tulisan. Misalnya
ketika ada musibah gempa Cianjur malah banyak orang yang selfie tanpa bantuan
nyata bagi yang terkena musibah. Ini bisa dijadijan ide tulisan yang mengkritik
atau menyindir fenomena tersebut.
7.
Imajinasi,
Imajinasi bisa
menjadi ide tulisan yang digarap. Boleh kok kita menggarap tulisan yang tak
biasa hasil dari imajinasi kita. Misalnya menulsi buku dengan tema science
fiction. Namun biasanya buku dengan tema seperti itu agak susah untuk diangkat
ke layer lebar/film.
8.
Mimpi.
Ya, ada loh
penulis yang mendapat ide tulisannya dari mimpi yang dialaminya. Misalnya penulis
buku Twilight yang melihat sosok drakula disinari matahari dalam mimpinya.
9.
Keseharian
Cerita keseharian
sangat bisa dijadikan sebagai ide tulisan. Misalnya buku Jomblo Fii Sabilillah
yang ditulis Asma Nadia idenya berasal dari keseharian orang-orang di
sekelilingnya.
Setelah mendapat
ide tulisan untuk proses menulis buku, selanjutnya adalah membuat premis.
Premis adalah satu kalimat singkat yang menggambarkan isi tulisan atau cerita
secara umum. Setelah itu, kamu perlu membuat sinopsis yang merupakan gambaran
umum dari sebuah buku sehingga pembaca tak perlu membaca buku secara
keseluruhan. Biasanya sinopsis lebih Panjang dari premis.
Membuat outline atau
kerangka tulisan adalah hal yang selanjutnya perlu dibuat untuk menulis buku. Tuliskan
yang ingin kamu ceritakan di tiap bab nya. Setelah itu, buatlah tulisanmu
sampai selesai. Karena sebuah tulisan tidak akan disebut sebagai karya jika
tidak diselesaikan. Jika tulisanmu belum selesai, jangan pernah membuangnya
karena kamu bisa menyelesaikannya lagi suatu hari nanti.
Setelah naskah
buku selesai, lakukanlah self editing atau mengeditnya tulisanmu sendiri
sebelum mengirimkan karyamu pada penerbit. Agar bisa melakukan self editing
dengan baik, banyaklah membaca agar kita memiliki banyak referensi tulisan yang
baik dan benar.
Asma Nadia juga
memberikan nasihat agar menulis buku tidak asal-asalan. Sekali mengecewakan
pembaca, maka selamanya pembaca tak mau membaca karya kita. Jadilah penulis yang
tak mengecewakan pembaca, terutama lagi jadilah penulis yang tak mengecewakan
diri sendiri!
Semoga bermanfaat.
Sebaiknya memang meningkatkan kepekaan agar ide gampang masuk, ya. Selanjutnya, garap dengan gembira dan sunting secantik mungkin agar disukai dan bermanfaat bagi pembaca
ReplyDeleteSesuai pengalaman saya menulis buku itu memang tidak mudah. Dan semua memang berawal dari ide. Dan kalau soal ide itu, sebenarnya bisa didapat dari mana saja. termasuk dari pengalaman pribadi. Pastinya harus pasang mata, hati, dan telinga, agar mudah menangkap ide. Terus saat dapat ide, segera tulis dulu premisnya, agar idenya tidak menguap. Pastinya harus diimbangi juga dengan banyak membaca.
ReplyDeleteKalau melihat dari fenomena kekinian kesannya memang masih seger banget bukunya. Dan ini jadi daya tarik, karena seakan menjawab keresahan masyarakat
ReplyDeleteBanyak sekali sumber bacaan untuk ide menulis ya, tinggal mencari sumber yang tepat dan bagaimana merangkai semua sumber untuk dijadikan tulisan. Terus sekarang kudu cek dan ricek berbagai sumber yang diambil supaya semua data yang dihimpun terpercaya kebenarannya
ReplyDeleteMenulis buku memang butuh ide dan usaha yang sungguh-sungguh. Jadi saya masih memilih untuk jadi penikmat buku dulu.
ReplyDeleteMenemukan ide yang kemudian diekekusi menjadi karya tulis dalam bentuk buku memang butuh ketekunan dan tidak mudah ya kak. Kudu berada di lingkungan yang mensupport juga.
ReplyDeleteMenulis buku tak seperti update blog ya. Tetap harus banyak yang diperhitungkan kalau mau bukunya laris dan penulis mendapatkan kepercayaan dari pembacanya
ReplyDeleteJadi kangen mbak Asma Nadia deh. Pernah dpt couching clinic saat menjadi pengurus FLP Bali. Kami menghadirkan beliau bersama Kang Habiburrahman el Shirazy dan mbak Helvy Tiana Rossa. Ilmu penulisan beliau emg keren sih. Karya2 beliau jg bgs. Lbh ke anak muda tp lbh modern. Bnyk karya2 beliau jg yg udh difilmkan.
ReplyDeletePengalaman nulis buku gitu juga sih. Paling mudah keseharian kita, lebih dapet feelnya. Banyak riset juga sih...
ReplyDeleteKonon untuk menjadi penulis harus sering membaca tulisan agar ide-ide yang muncul di kepala tetap segar dan uptodate. Bahasa yang digunakan juga mengalir dan nggak kaku. Riset juga memang sangat diperlukan ya kak, biar tercipta imajinasi dan ide menjadi sebuah tulisan dan karya yang bermakna.
ReplyDeleteSebenanrya ide tulisan itu banyak ya, Mbak. Tinggal tergantung kita mengolah dan mengeksekusinya. Dan semua itu akan terwujud jadi tulisan kalau kita tegas nulis, gak terdistraksi hal lain.
ReplyDeleteAku pengen banget ikut kelas menulis. Aku bakal kepoin Tinta Langit, deh. Dan bookmark dulu nih tips mendapat ide tulisan bukunya ala rumahmayakania, xixixi..
ReplyDeletePas udah banyak ide tapi lupa ditulis terus kelupaan dan udah gak mood, haha sering terjadi.
ReplyDeleteTernyata ide untuk menulis sebenarnya sudah ada disekitar yak. Tinggal kita yang harus pintar mengolah sesuai imajinasi dan kreativitas
ReplyDeleteSebenernya, kak Kania.. Aku pernah kenal dengan salah satu penulis buku. Lumayan deket. Lalu karena sudah deket, aku tau nih.. giman-gimananya beliau. Jadi pas nulis buku mengenai "Islam" aku jadi kurang percaya.
ReplyDeleteKudunya memang jangan melihat dari siapa yang berbicara yaa..
kalau soal nulis buku, yang jadi persoalan sih biasanya bikin outline justru bukan ide (buat saya, hehe)
ReplyDeletekalau soal nulis buku, yang jadi persoalan sih biasanya bikin outline justru bukan ide (buat saya, hehe)
ReplyDeleteKalau misalnya me-review buku bagaimana Kak?
ReplyDeleteApakah ada mekanisme khusus agar menarik?
Saya jadi penasaran
buat yang suka mengkhayal dan berimajinasi, cocok tuh ya kayanya kak buat jadi penulis fiksi, jadi menuangkan segala khayalan dan imajinasinya menjadi alur cerita yang seru
ReplyDeleteKlu bagi sy setuju yg awal duli itu pengalaman dan pengamatan bahan apa saja yg perlu disiapkan.
ReplyDeletesebenarnya ada banyak ide yang bisa kita dapat ya di keseharian untuk bisa dijadikan buku. masalahnya kita ini bisa disiplin nggak untuk menuliskan ide-ide tersebut karena kadang ada juga kan masanya nggak mood nulis jadinya mandek deh tulisannya
ReplyDelete