Berteman Dengan Si 'dia'

Helai demi helai 'dia' datang, sempat membuat saya resah. "Tolong cabut, nak" begitu kata saya pada si sulung. Si bungsu ikut-ikutan menyibak rambut saya. Berasa nostalgia, dulu bapak dan mamih juga suka menyuruh saya mencabutnya. Saya asyik sekali menyibak helaian rambut bapak dan mamih untuk mencabut si 'dia'. Namun, saat 'dia' makin banyak, saya menyerah dan berhenti. Begitu pula bapak dan mamih, menyerah dan berhenti menyuruh saya mencabut 'dia'. 

Sempat saya dengar, bahwa seorang muslim dilarang mencabut 'dia'. Namun saya cuek dan tak mencari tahu. Pokoknya saya tak ingin 'dia' mengganggu penampilan saya. Saya tak mau orang di dekat saya bilang, "Kok rambutnya...." Disitu kadang saya merasa...sedih dan kesal! 

Suatu hari saya pun tergerak mencari tahu tentang larangan mencabut si 'dia' ini. Akhirnya saya menemukan ayat Alquran berikut ini: 

Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (QS. Ar Ruum: 54)

Sumber: http://id.wikihow.com/Menyingkirkan-Uban

Ah, ternyata sudah ada ketentuan dari-Nya. Raga ini tercipta sebagai bayi yang lemah, kemudian kuat. kemudian akan lemah lagi dan beruban. Tuhan sudah menggariskannya demikian. Kenapa saya harus resah dengan ketentuan-Nya. Tidak ada hal yang Dia tentukan tanpa kebaikan di dalamnya.. Ya, kebaikan.

Janganlah mencabut uban karena uban adalah cahaya pada hari kiamat nanti. Siapa saja yang beruban dalam Islam walaupun sehelai, maka dengan uban itu akan dicatat baginya satu kebaikan, dengan uban itu akan dihapuskan satu kesalahan, juga dengannya akan ditinggikan satu derajat.” (HR. Ibnu Hibban dalam Shahihnya. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)

Ah, hiburan dari Tuhan, Allah SWT, memang tiada duanya. Ketika saya resah karena si 'dia' datang, Allah SWT menjanjikan hal lain yang lebih dahsyat: cahaya di hari kiamat, dihapuskan kesalahan, dan ditinggikan derajat. Masha Allaaaah. Hati saya menjadi tenang dan semoga tak tergerak lagi mencabuti si 'dia'. Toh, ternyata saya boleh menutupi si 'dia'.

Ubahlah uban ini dengan sesuatu, tetapi hindarilah warna hitam.” (HR. Muslim no. 2102).

Entahlah, belum terpikir saat ini untuk menghindari 'dia' dengan cara menyemir rambut saya. Biarlah untuk saat ini saya menikmati kedatangan 'dia' yang mengingatkan saya betapa singkatnya hidup di dunia. Ya, 'dia'..si uban yang kini menjadi teman saya.


 

Comments

  1. Sama aku sdh meninggalkan dunia hitam hahaha alias ubanan..tapi aku ngga nutup-nutupin karena memang sudah tua kok.
    Udah ketutup juga kok sama kerudung


    ReplyDelete
  2. dulu wkt msh kecil, saya suka dsuruh nyabutin uban mamah... tp stelah tau, ga pernah lg deh :)

    ReplyDelete
  3. dulu juga mama saya minta dicabutin uban, tapi kesini-kesini cape sendiri akhirnya nyerah dan berdamai :D

    ReplyDelete
  4. Saya juga udah punya uban, hanya sehelai di bagian depan sebelah kanan. Nggak pernah saya cabut malah saya bayangin kelak kalau jadi banyak di sebelah knan saja pasti keliatan keren kayak garis putih gitu, seperti Rogue he3

    ReplyDelete
  5. saya sudah sejak smp ubanan, mak... makanya udah gak aneh lagi sekarang cukup banyak uban di kepala... :)))

    ReplyDelete
    Replies
    1. mba Orin malah sejak SMP ya..saya kayanya sejak kuliah deh

      Delete
  6. Gitu ya mbak... Kadang saya panik dw lihat uban ketika bercermin. Hihi...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihi..coba mba tanya ke ustaz terdekat..mudah2 an tak salah apa yg sy tulis

      Delete
  7. yang penting tetep cantik kok mb

    ReplyDelete
  8. Gk apa2 tu mbk. Namanya proses. Soal tua atau enggak, banyak kok yang mudah udh punya uban. Jangan takut ilang cantiknya.

    Namanya juga manusia, semua bakal ngalamin hal yang sama. :)

    ReplyDelete
  9. Haiyaa....aduh aduh..si dia.. nongol di mana pun, kapan pun dan dengan siapa pun ya, hahahah

    ReplyDelete
  10. alhamdulillah ampe umur 33 skr sih blm muncul ya mba... tp kalopun emg hrs muncul, yo wis, terima aja :D Toh masih bisa dicat asal jgn hitam kan yaaa :D . Tapi dipikir2, aku toh juga ga suka ngecat rambut, bikin rusak... jd kyknya, emg hrs diterima apa adanya :D

    ReplyDelete
  11. Aku sudah ubanan dari kecil, hehehe. Kata dokter sih turunan, soalnya hampir semua sepupu-sepupuku juga punya uban dini dan gak ada yang dicabut. Tapi lucunya malah pada sering dikira bule soalnya warnanya ada yeng keemasan. Kalau rambut sudah ubanan semua malah bagus sepertinya, kaya Diane Keaton :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. ouw...gitu ya mba...tambah cantik dong...alhamdulillaah :)

      Delete
  12. Kalau aku kayanya lebih milih ngecat rambut dengan warna coklat daripada nyabutin mak, mana rambutku kan tipis, kalau dicabutin tambah tipis dong :p hehe..

    ReplyDelete
  13. dulu saya suka nyabutin. Tapi, sekarang udah enggak hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mak, kalo tangan gatel saya ingat2 apa yang saya tulis ini

      Delete
  14. Kalau saya malah sejak smp udah ubanan mbak, hanya saja rambut saya tebel dan kaku sehingga kalau pas pangkas pendek saja kelihatan ubanya pada melotot. Kalau sekarang ya panjang atau pendek rambut saya sama sama terlihat jelas ubannya.

    ReplyDelete
  15. Baru tahu aku mba, kalau ngga boleh dicabut :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Begitu mba yang saya dengar..mudah2n benar..silahkan mba juga tanya ke yg lebih ahli biar tambah afdol

      Delete
  16. Subhanallah terimakasih infonya mak. ini saya baru tau kalau uban tidak boleh dicabut. Selama ini saya baru tau kalau tidak boleh mewarnai rambut dengan hitam. tfs ya mak.

    ReplyDelete

Post a Comment

Terimakasih sudah meninggalkan komentar yang baik dan sopan.

Popular posts from this blog

6 Perbedaan Belanja Online dan Toko Konvensional

Cara Mudah Mendapatkan Kuota Internet Gratis

Semakin Bersyukur di Usia Cantik