Tamu Dari Andalusia


Beberapa waktu lalu, masjid komplek saya kedatangan tamu. Namanya ustadz Yasin Maymir. Siapa sih beliau?

Nama lengkapnya Yasin Maymir Carlo. Lahir di Carasas, Venezuela, pembawaannya begitu dewasa. Beliau berani memutuskan menikah di usia 20 tahun. Sekarang tinggal di Granada, Spanyol, bersama istri dan 2 putrinya, Surur (4 th) dan Aliya Nurtin (2 th). Istrinya -Fatima Margarit- adalah putri dari Syech Umar Felife Margarit, seorang mursyid thoreqot naqshbandiyya nazimiyya.

Yasin Maymir  saat ini merintis usaha di bidang Travel Muslim Andalusia (erentour.com). Beliau juga seorang Ahli sejarah Islam di Andalusia. Beliau aktif di kegiatan Tasawuf, penggiat dzikir, sholawat dan qasidah Andalusia. Setiap hari sabtu beliau memimpin dzikir Ibu-Ibu Majlis Taklim di Granada. Beliau tak akan memejamkan mata di waktu malam, sebelum mengakhiri kegiatannya hari itu dengan dzikir sekitar satu jam. Beliau bangun untuk tahajud, sholat shubuh dan menutup dzikir subuh dengan surat AL Mulk. Setiap disebut atau terdengar nama Muhammad Rosululloh SAW, Yasin selalu memegang dada, memejamkan mata, dan menundukkan kepala, seolah ‘perih’ hatinya menahan rindu.


Sumber: facebook Madiana Havidz

Subhanallah. Mungkin untuk kita yang hidup di lingkungan muslim, ini sudah biasa. Tapi untuk seorang pemuda yang tinggal di lingkungan minoritas muslim, tentu hal ini sangat istimewa. Mengutip perkataan Madiana Havidz (beliau dan keluarganya menemani Yasin Maymir selama di Indonesia) dari pengajian tasawuf DR. KH. Akhmad Shodiq yang diikutinya,"Di belahan bumi Alloh, dimanapun tempatnya, Allah selalu menyimpan, menyembunyikan kekasih-kekasihNya".

Yasin juga memiliki gelar master di bidang olah raga. Beliau adalah pelari maraton triatlon, pemain sketboard dan pelatih pencak silat. Beliau seorang suami yang ulet mencari nafkah, Saat menikah di usia 20 tahun, dia dan istrinya -istrinya mengambil ilmu kebidanan- juga sekolah. Pekerjaan apapun pernah dilakukannya, dari menjaga warung sampai menjaga kolam renang.




Jejak Dakwah Islam di Eropa

Yasin Maymir bercerita tentang sejarah Islam di Eropa. Meski umat Islam di Eropa merupakan minoritas, namun jejak kejayaan Islam masih tersimpan di sana. Dalam sejarah Islam, Spanyol atau dulunya Andalusia merupakan pusat kekuasaan Islam terbesar di benua Eropa.

Andalusia (bahasa Spanyol: Andalucía) adalah sebuah komunitas otonomi Spanyol. Andalusia adalah wilayah otonomi paling padat penduduknya dan kedua terbesar dari 17 wilayah yang membentuk Spanyol. Ibu kotanya adalah Sevilla. Penduduknya terdiri dari bangsa Spanyol (60%), Maroko (40%) dan lain-lain (20%).




Kota-kota di Spanyol pernah menjadi pusat ilmu pengetahuan dan peradaban yang membuat banyak pelajar Eropa menimba ilmu di sana sebelum akhirnya terjadi pergiliran kekuasaan ke kaum Eropa lagi. Ilmuwan-ilmuwan yang bermunculan saat itu adalah ahli matematika (Al-Khwarizmi, Orang pertama yang menulis buku berhitung dan aljabar), ahli kedokteran (Al-Kindi penulis buku ilmu mata, Ar-Razi atau Rhazez penulis buke kedokteran, Abu Al-Qasim al-Zahrawi ahli bedah, Ibnu Nafis penemu sirkulasi darah, dan Ibnu Sina), ahli satra (Ibn Abd Rabbih, Ibn Bassam, Ibn Khaqan), ahli hukum, politik, ekonomi, astronomi (Ibrahim ibn Yahya Al-Naqqash, penentu gerhana dan pembuat teropong bintang modern), ahli hadits dan fikih (Ibnu Abdil Barr, Qadi Iyad), sejarah (Ibn Khaldun penemu teori sejarah), dan ahli kelautan (Ibnu Majid). Bahkan penjelajah Andalusia menginjakkan kakinya di Benua Amerika lima abad sebelum Christopher Colombus.

Beberapa ulama yang fiqih, ijtihad dan kajian mereka sangat dibutuhkan oleh umat Islam, berasal dari negeri ini. Diantaranya adalah Ibnu Abdil Bar Al Qurthubi (penulis At Tamhid dan Al Istidzkar, Abu Abdillah Muhamad Al Anshori Al Qurthubi (penulis Tafsir Al Jami'), Ibnu Hazm Al Andalusi (penulis Al Muhala), dan Abu Ishaq Asy Syatibi Al Ghornati (Ahli ushul, penulis kitab Al Muwafaqot).
 


Toledo, Sevilla, Granada, dan Cordoba adalah tempat yang pernah menjadi sejarah bagi kejayaan Islam ketika agama itu berhasil mewarnai Andalusia hingga 5 abad lamanya. Kota Cordoba saat ini masih menyimpan peninggalan dari kejayaan Islam di masa lalu, di antaranya adalah masjid Raya Cordoba. Di Granada juga terdapat istana merah yang dahulu bernama Al-Hamra. Di masanya bangunan itu merupakan istana termegah dan sangat indah yang pernah ada di Eropa kala itu.

Selain bangunan yang indah dan berbagai ilmu pengetahuan, Islam juga meninggalkan para penghafal Alquran di Eropa! Simak kisahnya di video ini dimana di bagian akhir ada ustadz Yasin Maymir yang sedang menerangkan sejarah Andalusia.



Saat bercerita tentang tempat-tempat indah di Andalusia peninggalan kejayaan Islam di masa lalu, beberapa kali Yasin Maymir bilang, “If you come to Andalusia, I will bring you here!” Perkataan Yasin itu menimbulkan satu kerinduan di hati untuk menjejakkan kaki di sana, di Andalusia, untuk mengenang kejayaan Islam masa lalu di Eropa kemudian mengambil hikmahnya. 

Kekuasaan yang manusia buat memang bisa runtuh, namun kekuasaan Allah abadi.

Sumber referensi:

Facebook Madiana Havidz

Comments

  1. waah.. senangnya kedatangan ustadz dari negara lain. Saya merinding bacanya mba...

    ReplyDelete
  2. Tiba-tiba inget filmnya hanum salsabiela itu mb....99 cahaya dilangit eropa itu mb....

    ReplyDelete

Post a Comment

Terimakasih sudah meninggalkan komentar yang baik dan sopan.

Popular posts from this blog

Cara Mudah Mendapatkan Kuota Internet Gratis

6 Perbedaan Belanja Online dan Toko Konvensional

Semakin Bersyukur di Usia Cantik